Terung dan Santri

1,721 kali dibaca

Ingat santri, ingat terung. Ya, terung, nama sayuran yang satu ini memang tidak asing lagi di telinga santri. Bahkan, ada anggapan bahwa terung merupakan lauk yang sering tersaji untuk menemani makan para santri yang tinggal di pondok pesantren.

Terung nyaris identik dengan “menu wajib” hidangan di lingkungan pondok pesantren. Dari situlah sering muncul anggapan atau bahkan stigma akan kualitas asupan atau makanan bagi para santri di lingkungan pondok pesantren. Ada anggapan, karena terlalu banyak mengonsumsi terung ini, tingkat kecerdasan santri menjadi kurang kompetitif.

Advertisements

Terung sendiri sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Terung juga banyak mengandung vitamin yang tentu saja sangat berguna untuk kesehatan tubuh kita. Namun kebanyakan orang, utamanya generasi milenial, mereka tidak menyukai sayuran yang satu ini. Mereka cenderung sulit untuk menerima makanan yang berbahan dasar sayur dan lebih menyukai makanan cepat saji serta daging atau ikan.

Hal ini mungkin karena kebiasaan sejak kecil serta kebiasaan di rumah masing-masing sebelum tinggal di pesantren. Sehingga, untuk membiasakan santri baru agar suka dengan sayuran yang satu ini memang sedikit sulit dan memerlukan kesabaran yang lebih lagi. Pada akhirnya, para santri yang sudah tinggal di pondok bisa menyukai sayuran ini. Hal itu karena mereka terus dilatih untuk menerima dan membiasakan diri mengonsumsi terung sebagai lauk mereka sehari-hari.

Kenapa terung begitu akrab dengan dunia santri? Mungkin karena terung memang mudah ditemukan di mana pun berada. Harganya yang terjangkau bisa jadi sebagai alas an kenapa banyak pesantren cenderung memilih sayuran yang satu ini untuk dijadikan lauk untuk para santrinya.

Makanan berbahan dasar terung memang simpel dan mudah untuk mengolahnya, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memasak yang sayur ini karena termasuk sayur yang mudah melunak ketika dimasak. Selain terung, kalangan pesantren biasanya juga membuat menu berbahan dasar kangkung, labu, kacang panjang, dan juga timun.

Halaman: 1 2 Show All

One Reply to “Terung dan Santri”

Tinggalkan Balasan