TELEPON, 1
Telepon berdering
aku angkat
aku baca pemilik nomornya
dan tanganku gemetar.
Pamekasan, 2024.
TELEPON, 2
Semenjak Jumat
malam mengecup dingin
aku dan ingatan
ditopang altar kangen.
Dan teleponku berdenting
menanyakan kabar
yang pasti
suara itu terdengar
keabadian cinta.
Ya Rabbi, Ya Rabbi
sematkan kepadanya
jalan jalan surga.
Pamekasan, 2024
RUANG DAN HAL-HAL GANJIL
Nyanyian tadi malam
membias pada pelepah resah,
aku bayangkan masa depan
dengan kepala menyongsong
harapan.
Berikutnya adalah nasib
menggendongku
keempas laut yang entah
ombak pun terguling-guling
menata pasir.
sepertinya aku harus
menyediakan ruang,
tentang hal hal ganjil
di abad-21, di hiruk-pikuk
semesta.
Yang akan datang
tentu lebih muram lagi,
dari perkelahian para malaikat
dari apa yang ditawarkan
sejarah.
Dan tak segan kutanggung
Kematian, keberanian
kesedihan, cinta
dan sesuatu yang membuat
arah sendiri.
Sumenep, 2024.
POTRET KESEDIHAN
Permainan telah usai
macam-macam kesedihan
menyiksa mereka.
Tumbuh di dekapan negeri
yang katanya,
“surga dalam bayang-bayang”
Pamekasan, 2024.
SANTRI KALONG
Fajar menyingsir saban pagi
sayup-sayup angin baru saja
menyentuh lembut embun.
Di ujung dan di pendopo itu
ia mentahsin kalam illahi,
imriti yang dilagukan,
kitab yang diselami
dan malaikat turun.
bertawakal dalam rindu.
Pamekasan, 2024.