Sorogan dan Manfaatnya bagi Dunia Pendidikan

2,123 kali dibaca

Jam menunjukkan pukul 23.00 yang menandakan hari sudah larut malam. Embusan angin malam membuat suasana menjadi nikmat untuk beristirahat setelah seharian beraktivitas.

Sunyinya malam hari di pondok pesantren yang terletak di sudut kota Istimewa, terdengar suara seseorang dari dalam musala. Usut punya usut, sumber suara itu ialah santri (peseta didik) yang sedang membaca dan menjelaskan isi kitab di hadapan sang guru (kiai atau ustaz).

Advertisements

Cerita pendek itu diambil dari kisah nyata yang terjadi di lingkungan pondok pesantren. Santri yang sedang membaca dan menjelaskan isi kitab di hadapan sang guru itu dikenal dengan istilah sorogan.

Di kutip dari buku Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam karya Imam Banawi, sorogan berasal dari kata “sorog” yang artinya maju. Secara istilah, metode ini disebut sorogan karena dalam sistem ini santri menghadap atau mengajukan diri kepada kiai atau ustaz untuk mengunjukkan kemampuannya membaca dan memahami isi kitab.

Biasanya, sorogan dilakukan oleh semua santri secara bergantian, yaitu pada malam hari setelah pengajian selesai. Sorogan dilakukan pada hari-hari tertentu yang sudah dijadwalkan oleh pengurus. Artinya tidak setiap hari ada sorogan.

Tempat dilaksanakanya sorogan berbeda-beda yang sudah ditentukan oleh pengurus. Setiap tempat terdiri dari satu guru yang akan membimbing beberapa santri, di mana santri satu persatu bergantian menghadap sang guru untuk membaca dan menjelaskan isi kitab yang dibaca dan sang guru menyimak bacaan, sehingga santri lain harus mengantre terlebih dahulu sampai dapat giliranya.

Metode sorogan ini biasanya diterapkan di pondok pesantren tradisional yang masih kental dalam mempertahankan ciri khasnya, sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang memfokuskan santri untuk mendalami ilmu agama, melalui kitab klasik (kitab kuning). Oleh karena itu, santri diwajibkan bisa membaca, memahami, dan menjelaskan kandungan kitab.

Untuk memahami isi kitab klasik bukan hal yang mudah. Santri harus rajin dan istikamah dalam belajar (mengaji). Begitupun dengan metode yang diterapkan sangat menentukan keberhasilan santri dalam menuntut ilmu.

Menurut hemat penulis, sorogan merupakan salah satu metode yang paling efektif bagi santri untuk bisa membaca dan memahami isi kitab. Metode sorogan ini memiliki banyak manfaat, di antaranya:

Pertama, sang guru mengetahui kemampuan santri dalam memahami isi kitab. Mengetahui kemampuan santri ialah suatu keharusan bagi sang guru di ranah pendidikan demi berjalannya pembelajaran dengan baik. Karena setiap santri memiki kemampuan dan semangat yang berbeda, maka guru harus membuat murid cinta terhadap ilmu. Kalau murid sudah mencintai ilmu, maka murid akan lebih muda dalam memahami.

Kedua, interaksi antara santri dengan sang guru secara private dan terbuka, membuat santri merasa leluasa dalam menyampaikan kegelisahannya dalam belajar, di mana banyak peserta didik yang memiliki kegelisahan tetapi tidak diungkapkan, sehingga menimbulkan kegelisahan yang berkelanjutan yang berdampak pada kegiatan belajar.

Ketiga, latihan bagi santri untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Perlu diketahui bahwa sebelum menyampaikan sesuatu kepada orang lain atau masyarakat, santri harus dilatih menyanpaikan di hadapan sang guru terlebih dahulu. Tujuanya supaya santri terbiasa bicara di depan orang banyak, sehingga apa yang ia sampaikan dapat diterima dengan baik.

Dikutip dari buku Sejarah Pemikiran Para Tokoh Pendidikan KH Ahmad Dahlan mengharuskan santrinya agar menyampaikan ilmu yang sudah diajarkan olehnya. Tetapi, sebelum menyampaikan ilmunya, santri harus menyampaikan dahulu kepada sang guru, dikhawatirkan santri dalam menyampaikan ilmunya ada yang tidak sesuai dengan kitab yang dikaji.

Keempat, dalam tradisi keilmuan Islam ada istilah sanad (suatu ilmu yang bersambung dari Rasulullah) yang harus dijaga. Sanad ialah salah satu pembeda ilmu agama (usuludin) dengan ilmu umum, di mana ilmu agama membutuhkan sanad sebagai salah satu cara untuk menjaga agama Islam tetap terjaga dengan baik dan terhindar dari orang orang yang memahami agama semaunya.

Banyaknya manfaat metode sorogan bagi kesuksesan belajar santri, membuat banyak pesantren tetap mempertahkannya terutama pesantren tradisional. Selain menjaga ciri khas tersendiri, sorogan juga sangat efektif bagi santri untuk memahami ilmu dengan baik dan benar, lalu menyampaikan ke masyarakat dengan baik sesuai dengan apa yang disampaikan oleh para ulama melalui kitab kitabnya dan menjaga tradisi ilmu agama agar tetap terjaga dengan baik.

Menjaga tradisi keilmuan Islam adalah tugas utama bagi santri dan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua. Dengan menjaga tradisi keilmuan Islam, santri bisa menjaga kelestarian ajaran agama dan keutuhan bangsa, di mana santri harus memiliki rasa cinta terhadap ilmu dan menyebarluaskam ilmunya kepada orang lain.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan