Siasat Santri Bolos Ngaji

1,362 kali dibaca

Seperti pada umumnya di pondok pesantren, kewajiban utama seorang santri adalah mengaji. Wajib, sangat diwajibkan, dan tak bisa ditinggalkan kecuali dengan alasan khusus. Ngaji, terutama pengajian kitab-kitab kuning, telah menjadi ruh dan ciri khas tersendiri bagi setiap pondok pesantren. Dan menjadi kewajiban tiap santri untuk mengikutinya, baik ngaji dengan

metode sorogan atau bandongan, misalnya.

Advertisements

Itulah salah satu nilai plus tersendiri bagi pesantren dan santri. Bagi santri, tinggal di pesantren dan menjadi santri adalah anugerah. Anugerah karena, dengan tinggal di pondok, seorang santri bisa belajar menjadi makhluk sosial. Hidup dan tinggal bersama-sama dengan banyak orang yang berbeda karakter akan mengajarkan santri saling memahami satu sama lain.

Tapi, apa pun kondisinya, santri dilarang meninggalkan kewajiban untuk mengaji, karena itulah tujuan utamanya mondok. Namun, ketika saya kuliah di salah satu Universitas Islam di Jakarta dan tinggal di salah satu pondok pesantren, saya menemukan beberapa tipe santri yang “unik”, mencoba menyiasati untuk bolos mengikuti kegiatan pesantren dengan mencari kegiatan lain yang serupa. Misalnya, bolos mengaji tapi untuk mengikuti kegiataan lain yang juga bermanfaat.

Salah satu contoh, bolos mengaji agar bisa mengikuti acara Kenduri Cinta yang dimotori Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun. Biasanya, kegiatan ini selalu dilaksanakan dua minggu sekali pada malam Sabtu di Taman Ismail Marjuki (TIM) Jakarta Pusat.

Jamaah Maiyah-nya datang dari berbagai wilayah, golongan, profesi, dan semua orang yang rindu dengan wejangan soal kemanusiaan. Salah satunya adalah para santri, baik yang sudah tidak di pondok ataupun masih berstatus sebagai santri yang aktif di pesantren. Biasanya, ketika ada jadwal Kenduri Cinta, selalu saja ada santri yang rela untuk membagi waktunya, atau mengorbankan kegiatan di pesantren untuk mengikuti kegiatan ini.

Ada contoh lain. Ada juga yang bolos mengikuti pengajian di pesantren tempat dia tinggal untuk mengikuti pengajian di tempat lain. Bisa dikatakan bahwa santri seperti ini punya semangat yang tinggi dalam belajar. Dengan melihat peluang yang ada, tipe santri seperti ini bisa memanfaatkannya.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan