Setelah Blokagung, Pesantren Luar Jawa Jadi Kluster Covid-19

893 kali dibaca

Setelah Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi, sejumlah pondok pesantren di luar Pulau Jawa mulai terdeteksi menjadi kluster penularan virus Corona. Hingga Senin (14/9/2020), puluhan santri dari sejumlah pesantren dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab.

Di Provinsi Sumatra Selatan, misalnya, sedikitnya tercatat ada 15 santri dari Pondok Pesantren Modern Ar-Risalah, Kota Lubuklinggau, terpapar Covid-19. Seluruh santri yang positif saat ini sedang menjalani isolasi di rumah Sehat yang sediakan pondok.

Advertisements

Ditemukannya kasus Covid-19 di Pesantren Ar-Risalah ini bermula ketika petugas Pukesmas Citra Medika melakukan pemeriksaan terhadap kondisi para santri sebagai antisipasi penularan Covid-19 pada Selasa (8/9/2020). Hasilnya, ada seorang santri yang menunjukkan gejala Covid-19, dan langsung dilakukan tes swab. Sehari kemudian, hasil tes menyatakan santri tersebut positif Covid-19.

Setelah itu, petugas puskesmas langsung melakukan tracing kepada santri yang lainnya yang melakukan kontak langssung. Sebanyak 79 santri yang kemudian dites swab. Namun, baru 37 santri yang hasil swabnya sudah keluar. Dari jumlah itu, diketahui sebanyak 15 santri terkonfirmasi positif Covid-19.

Pimpinan Pesantren Ar-Risalah Kota Lubuklinggau, Ustad Fahmi Atiq, mengatakan, para santri yang terpapar Corona dalam kondisi baik-baik saja. Hanya perlu dijelaskan fakta yang terjadi di dalam pondok yang diasuhnya. Pihaknya juga akan mengikuti protokol kesehatan sesuai yang disarankan pihak berwenang.

Diakui Fahmi, sempat timbul kepanikan kepada wali santri. Namun, setelah diberi penjelasan barulah mereka mempercayai pihak pondok untuk mengurus semua anak-anak yang terpapar Covid-19 dengan baik.

Untuk mencegah penularan lebih luas, pihak pesantren mengurangi sejumlah kegiatan belajar. Misalnya, guru pengajar yang dari luar untuk sementara distop dan proses belajar mengajar menggunakan daring. “Di pondok pesantren saat ini yang mengajar hanya guru-guru yang berada di dalam saja,” katanya. Untuk sementara, lingkungan pondok tertutup untuk orang luar.

Sementara itu, dari Sulawesi Barat dilaporkan, sebanyak 21 santriwawi di Pondok Pesantren Salafiyah Polewali, Mandar, juga dinyatakan positif Covid–19. “Mulanya 17, sekarang jadi 21 santri. Kita berharap itu tidak bertambah lagi,” kata Direktur Utama Rumah Sakit Pratama Wonomulyo dr Bustaman, seperti dikutip Kompas, Minggu (13/9/2020).

Untuk menekan penyebaran Covid–19 di lingkungan pondok itu, kini seluruh aktivitas pesantren untuk sementara diliburkan. Pihak pengelola pesantren juga menutup akses masuk ke pesantren serta meniadakan jadwal kunjungan. Selain itu, pihak berwenang menindaklanjuti dengan melakukan rapid test massal terhadap santri yang memilki kontak erat dengan pasien yang sebelumnya sudah dinyatakan positif. Lingkungan pondok juga disterlisasi dengan penyemprotan disinfektan secara rutin.

Di Provinsi Kepulaua Riau juga terdapat kasus serupa. Setidaknya tercatat 10 santriwati di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, positif Covid-19. Hal ini dikonfirmasi juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bintan, dr Gama AF Isnaeni. Menurutnya, 10 santri perempuan tersebut tidak ada riwayat keluar daerah dan berkontak langsung dengan pasien terkonfirmasi Covid-19.

Dijelaskan, pada Senin (7/9), mereka mengalami gejala sakit menyerupai Covid-19, seperti batuk, sakit kepala, anosmia, sakit tenggorokan, sesak napas, mual, nyeri otot, pilek, dan lemah. Mereka kemudian melakukan cek kesehatan di Puskesmas Toapaya dan diswab. Beberapa hari kemudian, hasil swab menyatakan 10 santri positif Covid-19.

“Setelah dinyatakan positif, mereka dirujuk ke Rumah Singgah RSUP Raja Ahmad Tabib (RAT) Kepri,” jelasnya. Hingga kini belum diketahui penyebab 10 santri tersebut tertular Covid-19. Namun, tim satuan tugas telah melakukan tracing terhadap orang-orang yang berkontak erat dengan mereka untuk meneruskan mata rantai penyebaran virus tersebut.

Karantina Blokagung Berakhir

Hj Nihayatul Wafiroh

Dari Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, dilaporkan bahwa masa karantina telah berakhir. Sebab, ratusan santri yang sebelumnya terpapar virus Corona kini sudah dinyatakan negatif Covid-19.

“Ini berita yang luar biasa membahagiakan bagi kami. Ini proses yang tidak mudah. Tapi akhirnya alhamdulillah kami bisa dapat menggapai titik ini sebagai pemenang melawan Covid-19,” kata Juru Bicara Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Hj Nihayatul Wafiroh, dalam sebuah video yang diunggah di akun medsosnya, Ahad (13/9) malam.

Ia sangat bersyukur karena seluruh santri di Pesantren Darussalam Blokagung berada dalam keadaan sehat. Dari 600 lebih kasus, kini tersisa 77 santri yang masih membutuhkan pengawasan, tetapi itu pun tidak perlu dirujuk ke rumah sakit. “Hanya butuh pengawasan dalam beberapa hari ke depan,” katanya.

“Kami atas nama keluarga besar Pesantren Darussalam mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan seluruh pihak, baik tenaga, pikiran, maupun materi. Terima kasih juga atas seluruh dukungan yang datang kepada kami dengan luar biasa dari seluruh Indonesia,” imbuh Ninik yang juga anggota DPR RI ini.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan