Sambut Tahun Baru, Santri Qarnul Islam Khataman Qur’an dan Istighasah

1,173 kali dibaca

Menyambut datangnya tahun baru 2022, santri Qarnul Islam Ledokombo, Jember, Jawa Timur mengadakan khatmil Quran dan istighasah, Jumat (31/12/2021) sore.

Bertempat di halaman madrasah,  khatmil Qur’an dan istighasah ini diikuti oleh sekitar 90 santri dari marhalah al-Ula, al-Wustha, al-Ulya serta 15 asatiz.

Advertisements

Sebagai pengelola Yayasan Pendidikan Islam Qarnul Islam, Ustaz Fathorrozi, menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan acara ini sebagai wujud permohonan kepada Allah agar dengan bertambahnya tahun, keimanan dan ketaatan kepada Allah juga semakin bertambah.

Pertama, kita niat ibadah, mencari ridhaNya. Kedua, sebagai bentuk munajat kita kepada Allah agar dosa kita di tahun kemarin diampuni, dan ibadah kita di tahun berikutnya berharap semakin meningkat. Ketiga, kita memohon kepada Allah agar pada tahun selanjutnya kita bertambah al-amna (aman) wa shihhah (sehat) wal kifayah (dan berkecukupan),” sambungnya.

Selain itu, Ustaz Fathorrozi mengimbuhkan pada tawasul terakhirnya, semoga Yayasan Qarnul Islam yang dirintisnya bertambah berkah, semakin maju, berkembang dan mampu melahirkan generasi-generasi Islam yang berakhlak karimah, tangguh dan berwawasan luas.

Dalam acara tersebut, santri marhalah al-Ula yang mayoritas masih di bangku PAUD-TK dan sebagian santri marhalah al-Wustha yang belum lancar membaca al-Qur’an, dipandu oleh seorang ustazah untuk serentak membaca surah-surah pendek, dimulai dari surah ad-Dhuha sampai surah an-Nas. Sementara sebagian santri marhalah al-Wustha yang sudah lancar membaca al-Qur’an ikut bergabung dengan santri marhalah al-Ulya dan asatiz untuk khatmil Qur’an. Santri yang kebagian juz 30 adalah santri yang ditunjuk secara bergilir. Pemegang juz 30 merupakan santri yang sudah terseleksi, meliputi bacaan al-Qur’an yang sesuai kaidah tajwid, pengucapan yang fasih, serta yang memiliki suara merdu, sebab santri tersebut dipilih untuk pegang mikrofon dan mengaji al-Qur’an menggunakan pengeras suara.

Menariknya, meski hujan mengguyur sangat deras, para santri terus berdatangan satu demi satu. Mereka tetap semangat datang ke madrasah untuk mensukseskan acara khatmil Qur’an dan istighasah. Mereka yang dekat, datang membawa payung. Sedangkan santri yang jauh, datang diantar walinya dengan motor dan memakai jas hujan. Santri Qarnul Islam Ledokombo tidak hanya berasal dari desa Ledokombo. Namun, ada juga santri yang berasal dari desa Sumberlesung, desa Sumberanget, desa Sumberbulus, serta desa-desa lain di sekitar Ledokombo.

Setelah semua bacaan rampung, acara selanjutnya adalah istighasah yang masih dipimpin oleh Ustaz Fathorrozi. Semua santri dari berbagai marhalah mengikuti bacaan istighasah.

“Sebab santri yang kecil-kecil terutama yang ada di kelas al-Ula, biar terbiasa dengan pengucapan lafaz istighasah ini,” demikian argumen Ustaz Fathorrozi.

Sebagai pemungkas, Ustaz Warisul Mustofa, sebagai ustaz senior di Yayasan Qarnul Islam, memimpin doa khatmil Qur’an disertai doa keselamatan dunia-akhirat.

Usai berdoa, para santri rebutan mencari air botol masing-masing yang sejak awal dibuka tutupnya. Agar tidak tertukar, botol serta tutupnya itu mereka tulis sesuai nama pemiliknya. Tradisi membawa air saat khatmil Qur’an dan istighasah ini merupakan kebiasaan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan niat bil barakah, ingin mendapat berkah dari bacaan-bacaan yang telah dipanjatkan.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan