Salting Dimuliakan Kiai

34 views

Saya tak pernah sebegitu salah tingkah, salting, sampai suatu hari saya merasa begitu dimuliakan justru oleh seorang kiai.

Pengalaman itu sebenarnya ingin saya pendam sendiri. Atau, sesekali diselipkan dalam obrolan warung kopi. Tapi, setelah mengobrol dengan beberapa teman, sebagian dari pengalaman itu akhirnya saya jadikan tulisan ini, semata-mata untuk berbagi kebajikan. Sebab, setiap kebajikan adalah sumur hikmah.

Advertisements

Hari itu, Minggu (8/6/2025), saya bersama sejumlah pengurus jejaring duniasantri bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Sejak kedatangan, saya merasa, kami memperoleh perlakuan istimewa. Minggu pagi itu kami langsung menuju kediaman KH Riza Yusuf Hasyim, cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asya’ari, sesepuh Pondok Tebuireng yang akrab disapa Gus Riza —yang dalam tulisan ini menggunakan sebutan Pak Kiai.

Lazimnya, tetamu di kediaman tokoh, termasuk kiai, akan diarahkan ke ruang tamu, kemudian dipersilakan menunggu sampai tuan rumah muncul untuk menyambut tamunya. Kelaziman seperti itu juga saya rasakan ketika mengunjungi banyak pesantren atau sowan ke kediaman banyak kiai di berbagai daerah. Tapi tidak kali ini. Ketika mobil kami masuk pelataran, Pak Kiai justru sudah menyambut kami di beranda rumahnya. Di sana, sendirian, Pak Kiai menunggu kami satu per satu turun dari mobil, sampai Pak Kiai mempersilakan kami duduk di beranda setelah kami bersalaman dan berusaha untuk mencium tangannya. Bagi saya, itu hal yang tak biasa.

Setelah cukup lama mengobrol, siang itu kami dipersilakan ngaso sebentar, kemudian mengelilingi kota Jombang. Sebelum itu, Pak Kiai juga menyarankan kami untuk ziarah ke sejumlah situs, di antaranya makam Syekh Jumadil Kubro dan Putri Campa yang ada di Trowulan, Mojokerto. Siang itu kami meninggalkan kediaman Pak Kiai dan janjian akan bertemu lagi bakda maghrib di kompleks Pesantren Tebuireng.

Setelah melihat-lihat gedung Mahad Aly Tebuireng dan Museum Islam Indonesia, bakda maghrib kami bergeser ke kompleks utama pesantren. Tak lama kami menunggu di halaman Gedung KH Yusuf Hasyim, Pak Kiai tiba bersama istri. Menyetir mobil sendiri. Kami kemudian diajak melihat-lihat ruangan yang rencananya akan digunakan untuk kegiatan jejaring duniasantri.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan