SAJAK TANDAK

934 kali dibaca

SEMADI SANTRI

silau nun jejak merangkak
meniti setapak di jalan sajak
bersaksi bagai malam tanpa dosa

Advertisements

masih terasa jejak kita
beribu daun tergiur desir angin
berisak doa-doa yang menerpa

tangan kemarau musim merantau
menyibak tari tandak senandung tua
beralas leksikon rupa pulau madura

Sumenep, 28 Agustus 2021

FRASA DAUN

ia belajar dari musim kelabu tua
mengaji debur tabah setinggi tugu
bersetubuh gunung tinggi sejulang imaji

frasa daun terkoyak kayu kenanga
akar-akar tetusuk cangkul para petani
janji gundah diam melingkar jadi pagar

ranting kayu tubuh melukis jejak puisi
sajak-sajak sepi melakoni ritual api
tertekan di batang hina dan derita

Sumenep, 28 Agustus 2021

SELIR SEPI

gundik tawa terpatri dalam imaji
cadar tabah selubung merekah
tersibak tirai jendela biru muda

selir sepi hunus mengumpamakan
sujud subuh duduk berlabuh
memilih tawakal pada Tuhan

kita bagaikan imperium kerajaan
yang terserang senjata tabik sunyi
kalah dalam perang melawan sapa

Sumenep, 28 Agustus 2021

GERSANG

Biru. Kering kemarau julur merantau
Kulihat daun-daun gugur mengguyur.
Tumpukan hari, berdoa nan meminta.

Gersang menerawang alam semesta
Panas menjajah pundi kilau-kilau api
Tandus mata kizib mencicik duri-duri

Kulihat langit membentang kelaparan
Kulihat janur-janur menguning. Gugur.
Menceritakan tarian angin fatamorgana.

Rumput kisah mati pergi ke lahat sunyi
Orang-orang lalu lalang ketakutan. Ah!
Semuanya kering gelisah serajam resah.

Kicau-kicau burung kemarau parau mati

Halaman: 1 2 Show All

2 Replies to “SAJAK TANDAK”

Tinggalkan Balasan