Refleksi Perjuangan RA Kartini

2,997 kali dibaca

Raden Ajeng (RA) Kartini telah menjadi simbol dan pahlawan yang memperjuangankan hak-hak dan derajat perempuan di Indonesia. Karena jasanya, RA Kartini ditetapkan sebagao pahlawan nasional dan setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari kelahirannya.

Perjuangan Kartini telah membuahkan hasil yang membuat perempuan bisa setara dengan lelaki dalam hak memperoleh pendidikan serta menyuarakan pendapat. RA Kartini pun menjadi lambang emansipasi wanita dari zaman dahulu hingga zaman modern ini.

Advertisements

Kartini adalah seorang perempuan dari kalangan priyayi. Ayahnya, Mas Adipati Ario Sosroningrat, merupakan seorang patih yang juga Bupati Jepara, Jawa Tengah. Sementara ibunya, MA Ngasirah, merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kiai Haji Madirono, seorang guru agama yang juga tinggal di kota yang sama dengan sang ayah.

Salah satu warisan yang tak pernah lekang dari Kartini adalah semboyannya: Habis Gelap Terbitlah Terang. Semboyan ini merupakan hasil pemikiran dari Kartini yang kemudian membuatnya terinspirasi untuk mengangkat derajat wanita pribumi yang pada zaman dahulu tidak boleh untuk sekolah dan mengenyam pendidikan.

Darimana Kartini memperoleh pengetahuan untuk merumuskan semboyan tersebut? Ternyata, semboyan Habis Gelap Terbitlah Terang tersebut terinspirasi dari sebuah ayat Al-Quran yang telah diajarkan oleh kakeknya. Sang kakek memang dikenal sebagai guru mengajinya semasa kecil sampai menikah. Karena ketekunan dan keingintahuan sang cucu sangat besar tentang Al-Quran, maka sang kakek membuat terjemahan Al-Quran dalam bahasa Jawa dan memberikannya sebagai hadiah pernikahan untuk RA Kartini.

Ayat Al-Quran yang menginspirasi Kartini membuat semboyan tersebut ada pada Surat Al Baqarah Ayat 257, yang artinya, “Orang-orang yang beriman dibimbing Allah dari gelap menuju cahaya.” Rupanya, ayat pendek ini memiliki makna yang begitu mendalam bagi Kartini. Maka, dari kalimat tersebutlah RA Kartini menemukan sebuah semboyan “Habis Gelap Terbitlah Terang”— yang kemudian menjadi judul bukunya yang berisi kumpulan surat-surat Kartini.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan