Puasa dan Kenikmatannya

720 kali dibaca

Bagi sebagian orang, puasa adalah semacam siksaan yang sangat sadis. Berpuasa dipandang sebagai beban yang begitu berat. Mereka tidak tahu bahwa di balik perintah ini terkandung manfaat, baik fisik maupun psikis. Atau mereka tidak mau tahu, bahwa di balik perintah puasa ada hikmah yang luar biasa.

Berpuasalah kalian, maka kalian akan merasa sehat wal’afiat!” Ungkapan ini bukan hanya sebagai kata pengantar. Atau kata penghibur agar umatnya melaksanakan puasa. Lebih dari itu, kesehatan karena puasa sudah dibuktikan secara ilmiah. Oleh karena itu puasa sudah menjadi terapi kesehatan, baik kesehatan fisik maupun mental. Bahkan revolusi mental ke arah yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara berpuasa.

Advertisements

Alkisah!

Muhammad Ali (alm), petinju legendaris yang bernama asli Cassius Clay menderita penyakit parkinson. Untuk mengatasi penyakitnya ini, ia melakukan terapi puasa. Setelah menjalani puasa, penyakit Muhammad Ali sudah memperlihatkan kemajuan. Ali mengatakan, “Kebugaran saya meningkat 60 persen (setelah menjalani terapi puasa),” sebagaimana ditulis oleh surat kabar Daily News terbitan 15 hingga 17 November 1991.

Muhammad Ali melakukan terapi puasa karena dianjurkan oleh seorang dokter muslim dari Suriah, dr Adnan Halabi. Di samping itu, dokter Halabi juga menganjurkan untuk mengonsumsi buah dan sayur. Dengan terapi ini, suara Muhammad Ali sudah semakin terdengar jelas. Dan gemetar tubuhnya pun semakin membaik. Muhammad Ali mengatakan, “Saya merasa baikan. Bicara saya menjadi sedikit lebih jelas dan getaran di tubuh mereda. Ini belum berakhir, saya masih akan melanjutkan terapi puasa ini.”

Ternyata, apa yang telah disyariatkan oleh Nabi Muhammad terbukti telah memberikan berkah, kesembuhan untuk suatu penyakit. Kesehatan secara fisik dan psikis. Masih banyak kisah-kisah lain yang menyatakan bahwa dengan puasa kondisi kesehatan seseorang menjadi lebih baik. Maka tidak benar kalau ada yang mengatakan bahwa puasa hanya sebuah penyiksaan diri yang dijadikan propaganda oleh orang-orang benci dengan Islam.

Shumu tashihhu; Berpuasalah kalian, maka kalian akan sehat” adalah sebuah realitas. Bahwa sebenarnya di balik kewajiban yang kita jalankan akan melahirkan manfaat yang begitu besar. Maka, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berpuasa, apalagi dengan alasan yang tidak bisa dilogikakan menurut kedokteran.

Di dalam puasa terdapat nikmat yang melimpah. Apabila nikmat puasa ini kita syukuri, maka kita akan merasakan kebahagiaan yang sempurna. Menikmati puasa sebagai bagian dari ibadah yang akan memberikan kebahagiaan kepada yang menjalankannya.

“Nikmatilah puasamu, maka kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang paling sempurna!”

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda, ketika datang Bulan Ramadan, “Sungguh telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah, diwajibkan atas kamu untuk puasa, dalam bulan ini pintu jannah dibuka, pintu neraka ditutup, Setan-Setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilanya sama dengan seribu bulan, maka barangsiapa diharamkan kebaikannya (tidak beramal baik di dalamnya), sungguh telah diharamkan (tidak mendapat kebaikan di bulan lain seperti di bulan ini).” ( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadis Shahih Lighairih).

Menikmati puasa artinya kita menjalankan ibadah ini dengan perasaan gembira. Bahagia karena menjalankan puasa adalah bagian dari kebahagiaan yang lain. Ada nilai-nilai hikmah yang tidak bisa diurai dengan logika sederhana. Ada banyak hal yang menjadikan ibadah ini memberikan sebuah harapan yang religius. Bahwa di dalam puasa terdapat “kesempurnaan nikmat” yang terkadang sulit dinalar oleh logika.

Kita pernah mendengar bahwa orang yang terkena penyakit maag dapat sembuh karena berpuasa? Di luar nalar medis bukan? Rahasia Tuhan begitu luar biasa!

Wallahu A’lam bis Shawab!

Madura, 03 Ramadan 1442 H.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan