PJJ dan Pendidikan Karakter

1,151 kali dibaca

Pandemi Covid-19 mengharuskan dilaksanakannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) agar siswa terhindar dari risiko paparan virus namun tetap bisa belajar. Dengan demikian, dari sisi kognisi, hak-hak anak akan ilmu pengetahuan tetap terpenuhi —meskipun tak sefektif dalam masa pembelajaran normal. Namun, harus diakui bahwa dalam PJJ masalah pendidikan karakter menjadi terabaikan.

Pendidikan memang bukan cuma soal transfer pengetahuan (transfer of knowledge), namun juga menyangkut pembentukan karakter (character building). Dalam pembelajaran normal, misalnya, di sekolah atau madrasah akan dibiasakan untuk menaati peraturan dan pemberian sanksi jika ada pelanggaran, dan itu merupakan salah satu dari proses pembentukan dan pembinaan karakter terhadap siswa. Dalam PJJ, proses pembentukan karakter ini alpa. “Asal tugas selesai” dan dikumpulkan kepada guru pengampunya, pembelajaran dianggap selesai, dengan mengacuhkan permasalahan penanaman karakter positif kepada siswa.

Advertisements

Dalam pembelajaran, proses penanaman karakter dalam bentuk behavioristik memang bisa diaplikasikan pada tahap-tahap permulaan atau masa kanak-kanak. Namun, ketika memasuki fase dewasa, mulai dari tingkat SMP/MTs sampai jenjang berikunya, pembentukan karakter menjadi masalah krusial.

Masa remaja merupakan adalah peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, maka disiplin ilmu yang ketat harus dibarengi dengan penanaman nilai-nilai positif. Emosi dan mental yang masih labil berpotensi menjerumuskan jika tidak diimbangi dengan kepekaan dan kepedulian, terlebih masa pandemi di mana para siswa “terbelenggu” dalam rumah, namun merasa “aman” dari tembok raksasa, bernama “sekolahan/madrasah”.

Sayidina Ali bin Abi Thalib, sahabat Nabi yang mendapat gelar gudangnya ilmu, pernah mengatakan, “Didiklah anak-anakmu (dengan baik), karena sesungguhnya mereka adalah (bangsa yang akan hidup) di zaman yang (jauh) berbeda dengan zamanmu.”

Berkaitan dengan itu, sehubungan dengan masa pandemi, selama masa PJJ siswa akan lebih akrab gawai, dunia digital, dan media sosial. Jika tak memperoleh pendampingan dan pengendalian secara memadai, fenomena ini justri akan berpotensi memengaruhi mental dan pemikiran mereka.

Bertrand Russel dalam New Hopes For Chaning World (1968: 33) mengatakan, “Bencana dan bahaya terhadap manusia di masa mendatang, atau setidak-tidaknya pada masa depan tertentu, datang bukan dari alam, tetapi dari diri manusia sendiri.”

Karena itu, penanaman dan pembentukan karakter menjadi penting, misalnya dengan membekali pendidikan agama untuk membentuk pribadi salih dan berakhlakul karimah agar generasi mendatang terhindar dari bencana. Artinya, selama masa PJJ yang entah sampai kapan, pola pendampingan baik yang dilakukan oleh orang tua, guru, maupun stake holder pendidikan lainnya jangan sampai terjebak dan terkungkung pada ranah kognitif, namun harus tetap memberikan pendidikan karakter.

Kita tidak boleh kalah dan menyerah melawan pandemi, yang merupakan bentuk lain dari sikap fatalistik. Kita ingat bagaimana sikap sahabat Umar bin Khatab saat menghadapi pandemi. Diceritakan, Khalifah Umar bin Khathab pernah berencana melakukan kunjungan ke Suriah.

Tiba-tiba terbetik berita bahwa di daerah itu sedang terjadi wabah penyakit menular. Lalu, Khalifah Umar membatalkan rencana kunjungannya itu. Para sahabat banyak yang protes atas sikap Umar itu. “’Apakah Tuan hendak lari dari takdir Allah?”’ tanya mereka. Jawab Umar, “’Aku lari dari takdir Allah kepada takdir Allah yang lain.”

Kisah itu memberi pelajaran bahwa kita tak boleh bersikap fatalistik, kalah dan menyerah dengan pandemi. Dalam konteks PJJ ini, kita tak boleh “menyerah” dan membiarkan diri terjebak dan terkungkung pada ranah pendidikan kognitif dan mengabaikan pendidikan karakter. Bersyukur, beberapa pondok pesantren dan sekolah telah ada yang memulai pembelajaran tatap muka, namun tetap dengan menaati protocol kesehatan secara ketat. Dengan demikian, estafet untuk melanjutkan pendidikan karakter dan penanaman karakter bisa dilanjutkan.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan