Ahmad Tohari: Santri yang Menjadi Sastrawan

3,982 kali dibaca

Ahmad Tohari dikenal sebagai pengarang trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dinihari (1985), dan Jantera Bianglala (1986). Dilahirkan di Banyumas pada 13 Juni 1948, Kang Tohari, panggilan karibnya, merupakan anak keempat dari pasangan Mardiyat dan Saliyem. Kini, Ahmad Tohari menetap di Desa Tingarjaya, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Bersama adiknya, KH Ahmad  Sobri, Kang Tohari mengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama (NU) Al Falah.

Kang Tohari memang hidup dalam keluarga santri. Ayahnya, Madiryat, pernah nyantri dan bekerja sebagai pegawai Kantor Urusan Agama. Ia merupakan tokoh NU terkemuka di desanya. Mardiyat sempat menjabat sebagai ketua NU setingkat cabang kala itu. Ibunya, Saliyem, merupakan wanita mandiri, ikut membantu suami melalui bertani dan berdagang kain.

Advertisements

Diryat dan Saliyem berhasil mengantar kedua belas anaknya ke kehidupan mapan. Besar dalam lingkungan keluarga santri dengan lingkungan keluarga yang hangat. Keluarganya sudah menanamkan nilai kegamaan, kasih sayang, kedisiplinan, kejujuran, kesederhanaan, dan keharmonisan dalam kebiasaan sehari-hari. Nilai itu juga yang mendekatkannya ke masyarakat. Kang Tohari menikah pada 1970 dengan Siti Syamsiah yang bekerja sebagai guru SD. Dari perkawinannya itu, ia dikaruniai lima orang anak.

Kang Tohari mengantingi ijazah SMAN II Purwokerto, kemudian kuliah di Fakultas Ekonomi Unversitas Jenderal Sudirman (UNSUD), Purwokerto tahun 1974-1975. Selanjutnya, ia pindah ke Fakultas Sosial Politik (1975-1976) juga hanya dijalaninya selama satu tahun, lalu pindah lagi ke Fakultas Kedokteran YARSI, Jakarta, tahun 1967-1970, tetapi tidak tamat.  Selain itu, pernah juga menjadi santri di Pesantren Kempek (Cirebon), Lirboyo (Kediri), dan Krapyak (Yogyakarta).

Kang Tohari ialah salah satu tokoh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lesbumi PBNU). Ia juga seorang santri berjiwa nasionalis sejak dulu. Dunia jurnalistik pernah dijajaki sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia didengungkan oleh Presiden Soekarno. Hingga kini, Kang Tohari terus berperan dalam pembangungan.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan