Perlunya Pendidikan Karakter pada Anak Selama Pandemi

830 kali dibaca

Penyebaran Covid-19 terpaksa mengubah pola hubungan sosial karena setiap orang harus menjaga jarak aman. Ini berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Sejak diterapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kegiatan belajar mengajar ditiadakan digantikan dengan pembelajaran online atau dalam jaringan (daring). Dalam kondisi seperti ini, sepanjang waktu anak-anak didik berada di rumah bersama orangtua mereka. Peran guru pun dengan sendirinya telah tergantikan oleh orang tua.

Ada hikmah di balik “kebersamaan” orang tua dengan anak-anak sepanjang waktu selama masa pandemi. Inilah saatnya para orang tua bisa terlibat aktif sepanjang waktu dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak dengan menanamkan nilai-nilai Islami. Artinya, pendidikan karakter tetap berjalan walaupun proses kegiatan belajar mengajar tidak dilaksanakan di sekolah. Di sini, orang tua menggantikan peran guru ketika kegiatan belajar “dipindahkan” dari sekolah ke rumah.

Advertisements

Sebab, dalam proses belajar mengajar, selain berfokus pada penguatan materi, ada juga pendidikan yang berfokus untuk menumbuhkan karakter pada anak. Dengan demikian, karakter sang anak mulai terbentuk di usia dini. Anak pun akan tumbuh dan berkembang dengan nilai-nilai ditanamkan.

Dengan demikian, para orang tua memiliki kesempatan emas untuk memberikan pendidikan karakter pada anak selama masa pandemi seperti saat ini, karena anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah seperti. Pendidikan karakter bisa dilakukan baik melalui bermain maupun belajar. Ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan untuk memberikan pendidikan karakter kepada anak.

Pertama, mengajarkan nilai-nilai al-Quran. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi pribadi yang saleh. Salah satunya adalah dengan cara mengajarkan ilmu yang terkandung didalam al-Quran, karena di dalam al-Quran terdapat banyak sekali ilmu dan kisah-kisah yang bisa menjadi suri tauladan atau pelajaran.

Ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW: “Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai nabimu, mencintai ahlul baitnya (keturunan nabi), dan membaca al-Quran, karena orang-orang yang memelihara al-Quran itu berada dalam lingkungan singgasana Allah SWT pada hari ketika tidak ada perlindungan kecuali dengan perlindungan-Nya, mereka beserta para nabi-Nya dan orang-orang yang suci.” (HR. Ath Thabrani).

Pada umumnya, para orangtua dan anak-anak biasanya banyak yang melupakan hal ini, sehingga terhambatlah pembentukan karakter Islami pada anak. Dengan mengajarkan al-Quran pada sore hari atau pun pada malam hari, mampu meningkatkan karakter Islami pada diri anak, sehingga muncullah ketertarikan anak dalam mengenal agama Islam.

Kedua, murottal al-Quran. Murottal al-Quran adalah satu metode yang dipercaya dapat memperkuat hafalan anak. Di samping bisa belajar sambil mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Quran, maka si anak dapat sedikit demi sedikit menghafal ayat tersebut. Ini dapat menguatkan dan mencerdaskan otak anak sehingga mulai terbentuk kepribadian atau karektiristik Islami pada anak.

Ada sebuah hasil penelitian yang menyebutkan bahwa mendengarkan dan membaca ayat-ayat suci al-Quran mempunyai hubungan positif untuk meningkatkan konsenterasi anak dalam belajar. Tingkat konsentrasi anak pun menjadi baik sehingga si anak dapat belajar dan mengerjakan tugas sekolah dengan baik.

Ketiga, menerapkan jadwal salat. Sebagaimana kita tahu bahwa salat adalah tiang agama, dan salat adalah amalan pertama kali yang akan diperhitungkan di akhirat nanti. Maka, penting bagi orang tua untuk selalu mengingatkan anaknya agar selalu melaksanakan salat walaupun anak tersebut belum terlalu mengerti dan memahaminya. Tujuannya, agar anak pun mulai terbiasa dalam melaksanakan salat. Sangat dianjurkan bagi orang tua membuat jadwal salat dan selalu mengajak anaknya untuk salat berjamaah. Hal ini bukan hanya diterapkan untuk salat wajib, melainkan juga dapat diterapkan untuk salat sunat seperti salat dhuha, shalat tahajjud, dan lainnya.

Keempat, hafalan ayat-ayat al-Quran. Biasanya, seorang guru memberikan tugas hafalan pelajaran pada anak. Maka dengan membiasakan anak untuk menghafal ayat-ayat suci al-Qur’an, kekuatan hafalan anak pun dapat meningkat pesat, dan anak pun dengan mudah dalam menghafal pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

Itulah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan agar orang tua mampu memberikan pendidikan karakter kepada anak selama masa pandemi ini.

 

Multi-Page

Tinggalkan Balasan