Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Berpulang

2,388 kali dibaca

Innalillahi wa innailaihi rajiun. Kabar duka datang dari Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sekitar pukul 23.00 WIB, Selasa (8/9) malam, salah seorang ulama terbaik Nahdlatul Ulama (NU) Jember, KH Manshur Sholih, berpulang ke rahmatullah pada usia 76 tahun. Kiai Manshur wafat setelah lima hari dirawat di Klinik Ampel, Kecamatan Wuluhan, Jember karena menderita penyakit tipus.

Kiai Manshur dikenal sebagai sosok yang sangat penyabar dan memiliki dedikasi tinggi dalam mengasuh santri dan mengurus NU Jember. Kiai Manshur pernah menjadi Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember selama dua periode sekitar sebelas tahun yang lalu. Saat itu ia berduet dengan KH Muhyiddin Abdusshomad sebagai Ketua PCNU Jember. Bersama Kiai Muhyiddin, ia berhasil menahkodai NU Jember dengan baik dan kondusif.

Advertisements

“Beliau memang sangat luar biasa penyabar, dan disiplin juga,” ucap Katib Syuriyah PCNU Jember, KH Ahmad Dawam Wahid, seperti dikutip NU Online Selasa (8/9).

Selain menjadi pengurus NU, Kiai Manshur juga mengasuh pesantren miliknya, Pondok Pesantren Al-Falah Putri. Pondok pesantren tersebut terletak di Jalan H Sholih Nomor 01, Dusun Kepel, Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Jember.

Setelah purnatugas menjadi Rais Syuriyah PCNU Jember, Kiai Manshur berfokus mengajarkan sejumlah kitab kuning kepada santri-santrinya. Kendati demikian, Kiai Manshur masih menjadi mustasyar di PCNU Jember, dan tetap intens menjalin komunikasi dengan pengurus-pengurus NU.

Selain penyabar, Kiai Manshur juga dikenal sebagai sosok yang sangat istiqamah dan disiplin, khususnya dalam mengajar. Dalam sehari semalam, Kiai Manshur mengajarkan dua kitab kuning kepada para santrinya, nyaris tak pernah absen, dan baru izin tidak menunaikan tugas mengajarnya jika ada  kepentingan yang sangat urgen. Pada kakhir-akhir ini, meskipun dalam kondisi lemah akibat penyakit tipus, Kiai Manshur masih tidak mau libur untuk mengajar.

“Keistiqamahannya dalam mengajar luar biasa, meskipun beliau sudah sepuh,” ungkap salah seorang santrinya, Rohim.

Menurut Rohim, ada kenangan mengharukan yang masih tersimpan bersama Kiai Manshur. Kenangan mengharukan tersebut ketika Kiai Manshur suatu hari penah memutuskan untuk libur mengajar karena daya tahan tubuhnya berkurang. Tetapi, tiba-tiba Kiai Manshur merasakan kondisi tubuhnya terasa agak membaik, kemudian memutuskan ambil kitab untuk mengajar para santrinya. Para santri pun menyambutnya dengan haru waktu kejadian tersebut.

Kiai Dawam mengungkapkan, Kiai Manshur merupakan sosok yang menaruh perhatian hal-hal yang kecil. Misalnya saat PCNU Jember membuat Tuntunan Salat dan Wudu dalam bentuk video, saat itu peralatan video dan media sosial tidak secanggih sekarang, sehingga banyak kendala dalam membuat video tersebut.

“Waktu video itu masih dalam draf, kami sodorkan tayangan videonya kepada beliau di ndalem-nya. Dan ternyata banyak sekali masukan beliau untuk kebaikan video itu. Artinya beliau peduli,” tuturnya.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan