PEMANGGUL SENAPAN WAKTU
Kutatap setengah lingkaran bulan
Begitu angin menghalau kenangan
Terselipkan pada ranting-ranting kecil
Menyapa bumi di halaman bising
Kita bukanlah cerita selembar daun
Yang terempas badai menyeka ombak
Kita lahir dari rahim waktu
Tumbuh besar bersama kehidupan baru
Jangan salahkan bunga yang tumbuh mekar
Karena benih itu telah menyapa dengan bunyi
Lalu kau taburkan aroma itu
Bersama timangan elus seorang ibu
Mari kita buka lagi pintu langit
Menggiring sampan ke dermaga
Sampai para pemabuk berkata:
“akulah pemanggul senapan waktu”
KISAH-KISAH WAKTU
Kau hentikan perjumpaan bulan
Dengan sajak air matamu
Menemaninya seekor kunang-kunang
Membelai ruasan debu di alismu
Tak ada angin membujuk pulang
Tak ada kidung pengusir petang
Antara kisah dan kasih itu
Termangu dalam dekapan waktu
Lalu kau hanya tersenyum
Dan kau mulai membesung air mata
Kau menyuruhku menatap langit
Dan kau hanya diam mengeja senja
Kau terlalu sibuk menemani angan-angan
Padahal kupu-kupu tak mau lagi
Pada mawar yang layu
Biarlah senja yang mengatur waktu
LENTERA BAMBU
Kau semaikan sehelai angin
Ia menghasut lendir-lendir sajakmu
Mengalunkan sebatang rindu
Namun, jarummu menusukku
Gerimis yang kau hidangkan
Mendung pula yang kau sengapkan
Kau tatap atap langit
Merumbai waktu bersama mimpi
Namun, kau lupa dengan sehelai arti dan janji
ilustrasi: mengungsi, s sudjojono.