Nasionalisme Ala Santri Milenial

470 kali dibaca

Perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan tidak dapat dilepaskan dari peran tokoh-tokoh muslim pendiri bangsa yang teguh dalam setiap perjuangannya. Indonesia tidak merdeka begitu saja, tetapi juga karena adanya semangat spiritual yang mendorong bangsa Indonesia untuk terus maju melawan penjajah.

Tidak sedikit kita membaca dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, bahwa kekuatan nasional tidak hanya lahir dari semangat membara para pemuda, namun juga dari organisasi-organisasi yang bernafaskan nilai-nilai Islam didalamnya.

Advertisements

Hal ini membuat rakyat Indonesia tampil bukan hanya sebagai bangsa yang merdeka karena perjuangan sendiri, tetapi juga karena nilai-nilai religius yang selalu mengalir di setiap perjuangan mereka.

Kini zaman telah berubah, penjajahan telah berakhir puluhan tahun yang lalu. Rasa nasionalisme dalam diri bangsa kita sekiranya kian hari semakin memudar. Apalagi melihat perkembangan zaman di era digital ini yang dapat dengan bebas melunturkan rasa nasionalisme di dalam diri kita.

Berkaca pada perjuangan bangsa Indonesia di zaman dahulu yang memadukan semangat religius, gotong royong, dan persatuan sejak ratusan tahun silam, maka masih dapatkah kita melihat rasa nasionalisme itu di era sekarang?.

Sebuah gambaran sederhana namun menarik ingin saya tampilkan melalui tulisan ini, agar teman-teman dunia santri dapat merasakan perpaduan antara semangat religius dan nasionalisme di era modern seperti yang kita alami saat ini.

Oleh sebab itu, saya perkenalkan secuil kehidupan santri putra dan santri putri di Yayasan Pondok Pesantren Al Mardliyah Mojosari, Nganjuk, Jawa Timur yang juga merupakan siswa dan siswi di SMPI, SMPI Excellent, dan SMAI As-Syafi’ah dalam menyongsong hari kemerdekaan.

Hari kemerdekaan selalu diwarnai oleh segudang perlombaan yang seru. Tak terkecuali sekolah dan pondok pesantren tempat para santri menimba ilmu. Meski disibukkan dengan kegiatan harian yang padat, namun peserta didik disini yang notabenenya juga seorang santri masih tetap bersemangat mengikuti agenda-agenda yang diadakan selama hari kemerdekaan.

Sebelum hari H kemerdekaan, para santri disibukkan dengan berbagai perlombaan, seperti estafet, tarik tambang, hingga olimpiade sains yang diwakili oleh beberapa peserta didik dari setiap kelasnya.

Menjelang H-2 kemerdekaan atau tepatnya tanggal 15 Agustus 2023, para peserta didik telah bersiap untuk berpartisipasi dalam lomba gerak jalan melewati rute di desa Ngepeh yang telah ditentukan oleh panitia.

Dengan persiapan matang, setiap tim yang terdiri dari gabungan beberapa kelas mulai menampilkan yel-yel hingga formasi barisan yang telah mereka kreasikan.

Penampilan epik dan menarik salah satunya dibawakan oleh kelas VIII Excellent yang menampilkan formasi melingkar dengan seorang peserta didik berdiri didalamnya bagaikan orator yang menyerukan kalimat-kalimat penyemangat dan diakhiri dengan teriakan “Indonesia… merdeka, merdeka, merdeka!!!” disambut dengan teriakan dan kepalan tangan dari para anggota tim.

Hingga tibalah pada detik-detik hari kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus 2023, pagi itu kami mengikuti upacara hari kemerdekaan dengan khidmat. Uniknya dalam upacara ini seluruh peserta didik berbaris dengan rapi menjadi peserta upacara dan para gurulah yang menjadi petugas upacaranya.

Kala itu upacara berjalan dengan sangat lancar dan ditutup dengan doa bersama, bernyanyi, dan menyantap nasi tumpeng bersama-sama sebagai tanda syukur serta memupuk kebersamaan kami agar semakin erat kedepannya.

Pada sore hari tibalah saatnya untuk penurunan bendera. Setelah mengikuti kelas diniyah, para santri membentuk barisan dan mengikuti upacara penurunan bendera yang dilakukan oleh ustaz-ustaz madin.

Itulah keseruan dan kekompakan yang dilakukan kaum santri dalam menyambut hari kemerdekaan. Jiwa nasionalisme di era modern ini memang tidak lagi ditunjukkan melalui perjuangan mengangkat bambu runcing melawan penjajah, tapi bagaimana kita sebagai seorang santri mencintai dan membanggakan tanah air Indonesia.

Dari serangkaian kegiatan yang telah dilalui, kebahagiaan dan semangat terlihat jelas di mata para santri. Meskipun telah menjalani hari yang melelahkan, mereka tidak pernah kendor dalam mengikuti setiap kegiatan malam di dalam ma’had.

Semoga cerita ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus berkarya dan memupuk rasa nasionalisme di era modern.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan