Daarul Muqorrobin, Kilau Pesantren di Danau Cipondoh

1,172 kali dibaca

Kiai Ma’mun Syafi’i awalnya mendidikan sebuah yayasan bernama Daarul Muqorrobin. Yayasan yang didirikan pada 1987 di Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten itu bertujuan mulia, untuk mensyiarkan luas Islam.  Selain itu, juga sebagai bentuk jawaban dari keresahan masyarakat pada masa itu. Saat itu, akses pendidikan untuk anak-anak terlalu jauh. Apalagi, bagi masyarakat menengah ke bawah untuk dapat mensekolahkan anaknya ke jenjang berikutnya seperti SMP/MTs.

Untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan akses pendidikan itulah, melalui Yayasan Daarul Muqorrobin, Kiai Ma’mun Syafi’i mendirikan lembaga pendidikan untuk tingkat SMP/MTs. Tak lama kemudian,juga didirikan SMA. Semua jenjang pendidikan tersebut juga menyandang nama yayasan, Daarul Muqorrobin.

Advertisements

Setelah eksis selama dua puluh tiga tahun, untuk meningkatkan kualitas dan memperluas pendidikannya, pada 2010 yayasan ini menyelenggarakan sistem pendidikan pondok pesantren. Sejak itu, di Kunciran dikenal adanya Pondok Pesantren Daarul Muqorrobin.

Saat menginisiasi pendirian Pondok Pesantren Daarul Muqorrobin, almehum Kiai Ma’mun bercita-cita agar anak-anak didik pada masa itu juga berfokus mempelajari ilmu agama secara mendalam dengan berpedoman pada sistem pendidikan Pondok Pesantren Daarul Rahman. Pondok Pesantren Daarul Rahman merupakan tempat Kiai Ma’mun dahulu mengenyam pendidikan serta menimba ilmu agama dari gurunya, yaitu Kiai Syukron Ma’mun selaku pendiri Pondok Pesantren Daarul Rahman.

Namun, debut awal Pondok Pesantren Daarul Muqorrobin kurang mendapat perhatian dari masyarakat karena pesantren ini tergolong baru di tengah masyarakat Kunciran. Pada masa-masa awal, misalnya, Pondok Pesantren Daarul Muqorrobin hanya memiliki santri yang bisa dihitung dengan jari. Santrinya hanya lima orang!

Di tahun berikutnya, semakin jauh dari harapan, karena jumlah santrinya justru berkurang, dan hanya menyisahkan dua orang santri.

Baru di tahun ketiga suasana penuh harapan datang. Sebab, di tahun itu jumlah santri melonjak drastis. Setidaknya ada tiga puluh lima santri yang ingin belajar di Pondok Pesantren Daarul Muqorrobin. Ini menjadi angin segar dengan adanya lonjakan minat anak-anak yang ingin mempelajari ilmu agama.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan