Menyemai Toleransi Melalui Seni

2,517 kali dibaca

TANGGAL 8 dan 9 November 2019 merupakan pelaksanaan Ritual Budaya “Upacara Kebo Ketan” ke-4 di Desa Sekaralas, Ngawi, Jawa Timur. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pagelaran yang diprakarsai seorang seniman kreatif-idealis asal Sekaralas, Bramantyo Prijosusilo, ini selalu menarik perhatian publik nasional maupun internasional.

Sejak pertama kali dilaksanakan, saya selalu datang mengikuti seluruh rangkaian pagelaran seni budaya berdampak ini. Sesuai dengan spirit (misi) yang ada dalam kegiatan budaya ini, yaitu menjadikan kesenian sebagai sarana membangun kesadaran transformatif masyarakat, sehingga memiliki dampak bagi masyarakat, secara pelan mulai dirasakan oleh masyarakat sekitar Sekaralas, tempat event ini berlangsung, bahkan secara umum oleh masyarakat Indonesia.

Advertisements

Dampak ini bisa dilihat pada munculnya sikap gotong-royong warga sekitar dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut. Secara kultural juga bisa terlihat pada munculnya kesadaran masyarakat menjaga sumber mata air Sendang Margo di Alas Begal dan merawat hutan yang ada di sekitar mata air tersebut. Adanya pasukan semut yang membersihkan sampah juga bisa disebut sebagai dampak dari kegiatan ini.

Solidaritas Lintas Etnis

Selain itu, event ini juga memunculkan solidaritas dan persaudaraan warga bangsa Indonesia lintas etnis, agama, budaya, dan agama. Ini dibuktikan dengan partisipasi dan kehadiran berbagai kompok masyarakat dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda. Ada yang dari Bali, Sulawesi, Jawa Barat, Jateng, dan DIY dengan latar belakang agama yang berbeda; Islam, Nasrani, Hindu, Buddha, Kong Huchu, Sunda Wiwitan, Kejawen, dan lain-lain. Mereka datang atas biaya sendiri, hampir tidak ada yg dibayar oleh panitia. Kesadaran dan semangat gotong royong yang menggerakkan mereka datang di acara ini.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan