Meninjau Ulang Hadis Keutamaan Salat Malam Niṣfu Sya’bān

177 kali dibaca

Setap kali mendekati malam Niṣyfu Sya’bān, sering kali berseliweran di media sosial terkait tata cara salat malam Niṣfu Sya’bān dan keutamaannya, mulai dari penjelasan niat, jumlah rakaat, dan bacaan yang harus dibaca pada masing-masing rakaat.

Tata cara salat malam Niṣfu Sya’bān  yang disampaikan bersumber dari hadis-hadis tertentu. Pertanyaannya, apakah benar hadis tentang tata cara salat malam Niṣfu Sya’bān tercatat sebagai Hadis Sahih? Apakah Nabi Muhammad pernah  mencontohkan tata cara salat malam Niṣfu Sya’bān?

Advertisements

Prof Dr KH Ali Mustafa Ya’qub, dalam bukunya yang berjudul Hadis-Hadis Bermasalah, menjelaskan tentang status hadis tata cara salat malam Nisyfu Sya’ban yang berbunyi sebagai berikut:

مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثْنَتَىْ عَشَرَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ثَلاَثِيْنَ مَرَّةً، لَمْ يَخْرُجْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَ يَشْفَعَ فِى عَشْرَةٍ مِنْ أَهْلِهِ كُلُّهُمْ قَدْ وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ .

Artinya: “Barangsiapa melaksanakan salat pada malam Niṣfu Sya’bān sebanyak dua belas rakaat, dan dalam setiap rakaat membaca QS. al-Ikhlās “Qul huwallahu ahad” sebanyak tiga puluh kali, maka ia tidak akan mati kecuali sudah melihat tempat tinggalnya di surga, dan ia akan memberi syafaat (pertolongan) kepada sepuluh anggota keluarganya yang telah ditetapkan untuk masuk neraka.

Ali Mustafa Ya’qub menjelaskan bahwa hadis tersebut adalah mauḍū’ (palsu), sebagaimana yang ia kutip dari kitab al- Lā’alī al-Maṣnū’ah fi al-Ahādīṡ al-Mauḍū’ah karya Imam al-Ṣuyūṭī.

Imam al-Ṣuyūṭī berpendapat bahwa status kepalsuan hadis tersebut karena sanadnya terdiri dari rawi-rawi yang majhūl (tidak diketahui identitasnya) dan diriwiyatkan oleh Baqiyyah dan Laiṡ. Baqiyyah dan Laiṡ merupakan perawi yang sangat lemah hadisnya.

Penulis buku ini juga menambahkan bahwa pentingnya memilah-milah hadis yang dapat dijadikan dalil dan hadis yang harus ditinggalkan.

Tinggalkan Balasan