Kiai Abil Fadhol

Mbah Fadhol dalam Kesarjanaan Tafsir Nusantara

3,723 kali dibaca

Para ahli menyebut bahwa bahwa pada abad ke-20 perkembangan tafsir meningkat di dunia Melayu-Indonesia meningkat. Namun, dari sekian banyak karya tafsir yang muncul, belum ditemukan karya tafsir ulama Indonesia terkait tafsir aḥkām.

Keberadaan tafsir aḥkam pertama di Nusantara yang merupakan karya ulama Nusantara sendiri masih diperdebatkan. Apalagi jika dikatkan dengan bukti bahwa masuknya Islam pertama kali ke Nusantara diawali dari Pulau Sumatera bukan Jawa.

Advertisements

Selain itu, tafsir pertama lengkap 30 juz karya ulama Indonesia pun berasal dari Sumatera, yaitu karya Abdur Rouf al-Singkili yang berjudul Tafsīr Tarjumān al-Mustafīd. Tafsir karya al-Singkili tersebut terdiri dari berbagai corak atau umum, tidak hanya fokus pada fikih. Tafsir karya Ḥasan Binjani diperkirakan merupakan tafsir aḥkām pertama di Indonesia yang juga ditulis tokoh dari Sumatera.

Pernyataan Tarigan yang mengatakan tafsir ini pertama kali dicetak tahun 2006 benar. Meskipun, tercetaknya tahun 2006 bukan berarti tahun itu merupakan tahun dituliskannya karya tafsir tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Ridhoul Wahidi dan Rafiuddin Afkari dalam artikelnya bahwa tafsir karya Ḥasan Binjani tidak diterbitkan semasa hidup Ḥasan Binjani.

Dugaan terkait munculnya tafsir aḥkām pertama di Indonesia sebagaimana disebutkan oleh Tarigan berdasarkan tahun tersebut terasa janggal. Hal itu dikerenakan melihat dunia pesantren yang kental dengan tradisi fikihnya, tetapi belum ditemukan tafsir aḥkām yang berperan sebagai pembentukan hukum Islam dan legalitas perilaku Muslim.

Berangkat dari latar belakang tersebut, maka Muhammad Asif dan Mochammad Arifin meneliti tafsir aḥkām di pesantren. Mereka menemukan naskah tafsir aḥkām di Senori, Tuban, Jawa Timur yang merupakan karya Abil Faḍhol al-Senory (1917-1991) dengan judul Tafsīr Āyāt al-Aḥkām min al-Qur’ān al-Karīm.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan