Lelaki yang Pernah Memintaku Memanggilnya Bapak

1,180 kali dibaca

“Susunya habis.” Kata ibu ketika bocah kecil itu terus menangis. Aku belum sempat bertanya, tetapi ibu sudah paham tatapan mataku saat mendengar tangisnya.

“Nanti aku belikan, Bu,” jawabku sambil berlalu menuju ke warung. Mendengar tangisanbocah itu aku tidak tega.

Advertisements

***

“Lalu anak-anak bagaimana? Sudah dapat sekolah di tempat baru?” tanya suara di seberang melalui HP jadul yang dipegang ibu.

“Dia bilang anak-anak belum bisa dibawa. Takut tidak betah di tempat baru,” jawab ibu

“Kamu jangan gegabah, pikir masak-masak! Jangan hanya menuruti kemauanmu. Pikirkan nasib anak-anak!”  Suara di seberang meninggi.

HP itu satu-satunya barang yang ditemukan bersama tubuh bapak. Meski penuh dengan darah, ternyata masih dapat digunakan. Aku tahu, suara di seberang itu adalah suara Pakde Parmin, kakak ibuku yang tinggal di Jombang, Jawa Timur.

Kami sekarang jarang bertemu. Dulu sewaktu masih ada, bapak sering mengajak kami ke rumah Pakde Parmin dengan naik kereta. Kami berangkat pagi-pagi dari stasiun Balapan dan turun di stasiun Jombang. Menempuh perjalanan selama hampir empat jam di pagi buta membuat aku, Rahim, dan Ridho sangat senang. Setelah sampai di stasiun, Pakde Parmin dan anaknya akan menjemput kami. Kemudian dengan sepeda motor kami menuju rumahnya di wilayah Wonosalam, sebuah kecamatan di ujung Jombang yang terkenal dengan buah duriannya yang sangat enak.

Sejak bapak meninggal karena kecelakaan, perjalanan itu tidak pernah lagi kami rasakan. Bapak meninggal sewaktu bekerja sebagai supir bus. Dia seorang pekerja keras. Waktu libur pun digunakan untuk bekerja.

Pada saat ada tanah longsor dan banyak mobil yang putar balik karena tidak berani lewat, bapak menawarkan jasanya untuk menjadi “sopir pocokan”, yaitu joki untuk menyetir mobil melalui jalan itu. Semua uang bapak dikumpulkan dan hanya digunakan seperlunya. Beberapa kali aku melihat bapak menyerahkan kepingan berwarna keemasan, kecil, tetapi ibu menyimpannya dengan sangat hati-hati. Terakhir baru aku tahu, kepingan itu adalah logam mulia yang berhasil bapak beli dari hasil kerja kerasnya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan