Pementasan Drama Santri Kelas Akhir dalam Acara Panggung Gembira Pesantren Modern KULNI Serang-Banten

Kreativitas Pementasan Drama di Pesantren

1,681 kali dibaca

Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, pondok pesantren terus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Hasilnya, selain ada pesantren salaf (tradisional), telah banyak berkembangan adanya pesantren modern, yang biasanya menggabungkan kurikulum pendidikan pesantren tradional dengan kurikulum pendidikan modern (formal).

Di pesantren-pesantren modern, selain pendidikan agama dan pembentukan karakter, sudah lazim dikembangkan berbagai program atau kegiatan untuk menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki setiap santri. Mereka, para santri ini, akan ditempa dan dibina dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dengan berbagai kegiatan.

Advertisements

Salah satunya adalah pementasan drama. Di lingkungan pesantren modern, pementasan drama merupakan kegiatan yang sudah tak asing lagi. Meski, umumnya tidak memiliki komunitas atau sanggar khusus seni drama, namun perhatian dan animo santri cukup besar untuk terlibat aktif dalam pementasan drama di pesantren.

Biasanya, pementasan drama di lingkungan pesantren modern menjadi bagian dari rangkaian dalam kegiatan panggung gembira, porseni,atau classmeeting di akhir tahun atau awal tahun pelajaran atau hari-hari besar tertentu. Seperti yang telah menjadi tradisi di Pondok Pesantren Modern Kulliyyatul Al-Naasyiin Al-Islamiyyah (KULNI).

Bahkan, di sejumlah pesantren, drama menjadi program wajib bagaian kebahasaan yang disebut dengan istilah tamtsil. Umumnya, pementasan drama bertujuan untuk melatih rasa percaya diri, kemampuan berbahasa, dan berpikir kreatif bagi kalangan satri. Selain itu juga menjadi wahana hiburan bagi warga pondok pesantren.

Tata Artistik

Dalam pementasan drama di lingkungan pesantre, salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian utama untuk mendukung kesuksesan acara adalah penataan artistik. Karena itu, biasanya para santri akan berlomba-lomba untuk membuat tata artistik semenarik mungkin. Selain untuk mendukung pementasaannya, penataan artistik panggung ini sekaligus juga mendorong perkembangan kreativitas santri.

Penataan artistik atau disebut juga skenografi dalam pementasan drama  mencakup set dekor, properti, busana, rias wajah, rias rambut, dan pencahayaan. Perlu ditekankan bahwa penataan artistik merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah pementasan drama (Riantiarno, 2011: 147).

Set dekor dan properti adalah penunjang bagi terciptanya tempat, waktu, dan keadaan atau suasana. Set dekor dan properti ini bisa dihadirkan bisa juga tidak. Jika tidak pola imajinatif menjadi pilihan penyajiannya. Busana adalah apa saja yang dipakai oleh pemain dari kepala hingga kaki. Adapaun, rias wajah dan rambut adalah penciptaan yang dilukis pada wajah dan penataan rambut. Busana, rias wajah, dan rambut dapat  menunjukkan atau menjadi ciri dari waktu, tempat, suasana, dan menjelaskan karakter peranan.

Riantiarno menyebutkan  beberapa syarat utama seseorang untuk membuat desain panggung, seperti harus memiliki daya imajinasi yang kuat, daya tafsir yang tajam, kemampuan membuat gambar perspektif, kemampuan membuat skala, dan memahami ukuran-ukuran.

Dari syarat-syarat tersebut, terlihat bahwa penataan artistik seperti desain panggung bukanlah pekerjaan yang bisa dibilang  mudah. Butuh banyak pemikiran untuk menemukan ide-ide kreatif, membangun imajinasi, dan keterampilan tertentu. Setiap dekor atau properti juga harus mempertimbangkan dana, waktu, dan tenaga. Pertimbangan-pertimbangan tersebut tentu memerlukan pemikiran yang panjang sehingga menghasilkan ide-ide  kreatif.

Jadi, tampak jelas bahwa kegiatan penataan artistik pementasan drama mampu melatih dan mengembangkan daya kreativitas santri yang terlibat di dalamnya. Karena itu, daya kreatif atau mampu menciptakan sesuatu sangat penting dimiliki oleh setiap santri. Tujuannya, agar di kemudian hari para santri mampu bersaing dengan dunia luar, baik secara global maupun internasional dalam seni pertunjukan.

Nah, penataan artistik pementasan drama yang sangat membutuhkan daya kreativitas ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai sarana melatih dan mengembangkan daya kreativitas santri. Saat ini, banyak sekali dijumpai pesantren modern yang santrinya menggelar pementasan drama atau sejenisnya. Disadari ataupun tidak, dalam setiap prosesnya, para santri yang terlibat dalam pementasan sedang melatih dan mengembangkan daya kreativitas mereka.

Dengan berbagai keterbatasan, termasuk terbatasnya campur tangan pengurus pesantren, menjadikan mereka semakin tertantang dan terus memutar otak untuk menemukan ide-ide cemerlang agar dapat menghasilkan karya seni yang terbaik.

Karena itu, sarana dan wadah untuk melatih dan mengembangkan daya kreativitas santri harus terus diupayakan dan ditradisikan,  yang salah satunya melalui kegiatan pementasan drama. Sebab, dalam sebuah pementasan drama banyak sekali melibatkan unsur-unsur yang dapat menunjang daya cipta para santri, terutama dalam unsur artistiknya.

Begitulah kreativitas di pesantren dan harus terus dikembangkan. Dari dulu hingga saat ini, jebolan pesantren sudah banyak yang menorehkan prestasi baik di dalam maupun luar negeri. Mereka terus berkarya dan mengharumkan nama bangsa. Mengikuti arus modernisasi tanpa melepas genggaman ajaran Islami. Indonesia butuh pemuda yang berkarya. Maka, kembangkanlah daya kreativitasnya.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan