Kisah Sang Blawong: Ngaji di Tengah Padang Pasir

5,779 kali dibaca

Mendengar kata Blawong, pikiran kita akan berkelana mencoba mengilustrasikan Blawong itu apa dan seperti apa. Blawong adalah burung perkutut mahal yang bunyinya sangat indah dan merdu, terdapat di istana Kerajaan Brawijaya. Ada yang bilang milik Prabu Hayamwuruk. Alunan suaranya mengagumkan. Semua akan terpana tatkala Blawong sedang berkicau, seolah burung itu punya khrisma mistis yang luar biasa.

Julukan Blawong oleh KH Zainuddin Mojosari disematkan kepada KH Ahmad Djazuli Utsman bin Sahal, Ploso Mojo, Kediri. Sebab, menurut duru KH Wahab Hasbullah ini, kelak Mas’ud (nama kecil KH Ahmad Djazuli) akan menjadi ulama besar, yang selanjutnya mencetak generasi-generasi yang unggul.

Advertisements

Banyak kisah dan kesaksian keluarga, para kiai, dan santri tentang kecintaan beliau terhadap ngaji. Bahkan, salah satu prinsip hidup yang ditanamkan adalah afdholut thuruq ilallah thariqatut ta’lim wat ta’allum (sebaik-baik tarekat menuju Allah adalah belajar dan mengajar). Ada suatu cerita, ketika beliau menunaikan rukun Islam kelima, yakni perjalanan menuju Baitullah, selama di kapal uap inilah beliau gunakan nderes, ngelalar nadzamanuqudul juman”, kitab Balaghoh (sastra) karya Syekh Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthi. Bagi beliau, tekun atau sungguh-sungguh (mempeng) adalah kunci utama.

Ibadah haji sejak dari dulu adalah pilihan. Tidak semua orang bisa berangkat haji meskipun dia memiliki bekal yang sangat cukup. Belum lagi ujian tatkala tiba di Makkatul Mukarromah. Apalagi, kala itu di tanah Hijaz terjadi perebutan kekuasaan oleh kelompok Wahabi yang diprakarsai Abdul Aziz as-Su’ud.

Sesampainya di Mekkah, KH Ahmad Djazuli menggunakan kesempatan untuk berguru kepada para ulama Tanah Hijaz hampir dua tahun. Di samping itu, beliau juga mengajar di kota suci ini. Akan tetapi, kabar memburuknya situasi politik di Tanah Hijaz pada tahun 1922 membuat sedih dan resah KH Djazuli. Peperangan pun tak terelakkan. Sehingga ada pemberlakuan hukum darurat perang, yakni seluruh warga asing harus menghentikan segala kegiatan, termasuk perjalanan Mekkah-Madinah. Karena situasi seperti ini, pihak aparat pemerintah akan memulangkan secara paksa bagi warga asing ke asal negaranya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan