Kisah Gadis Pendebat

407 kali dibaca

Pemuda itu menekan tombol pompa air galon yang tergeletak di lantai ubin berwarna putih kusam hingga air mengucur ke dalam gelasnya. Ia kembali menekan tombol di pompa itu ketika air putih telah mengalir memenuhi gelas. Dalam hitungan detik air itu telah tandas membasahi tenggorokan. Ia lantas merebahkan diri di kasur lantai. Jadwal kuliah yang padat membuat tubuhnya penat. Dan nyaris saja dia terbang ke alam mimpi andaikan layar pop up HP-nya tak memunculkan pesan dari Ro, teman sekelas yang barusan mendebatnya saat presentasi di kelas.

/Haris yg (sok)bijak/

Advertisements

/Bagaimana perasaanmu kehilangan orang tua dan masih dituntut oleh masyarakat untuk memberikan sejumlah sedekah?/

Pertanyaan gadis bernama Aurora itu menghapus kantuknya. Ia cari jawaban di kepala. Sebenarnya perlu membuka dan mencari referensi lagi, tapi sepertinya ini butuh waktu lama, sementara Ro gadis yang tak sabaran. Lalu, bagaimana ia harus menyusun kata menghadapi gadis cerewet yang terus mendebatnya itu?

/Sebenarnya kamu tak sependpt dg seremonialnya atau bacaan dalam tahlil sih Ro?/ Pemuda bernama Haris itu akhirnya mengirim pesan balasan.

/Pertanyaannya apa, jwbnya apa/. Balas Ro detik berikutnya.

/q malas debat di hp. Nnti kl ada wktu kita kopdar/ Balas Haris berikutnya.

/bilang klo g bisa jwb/

Haris terkejut. Jawaban itu seketika membuat tensi darahnya naik. Namun dia segera menenangkan diri. Amarahnya tak akan menyelesaikan masalah. Gadis itu justru akan semakin menyerangnya. Tidak hanya dirinya, bahkan seluruh muslimin dan muslimat yang gemar melakukan amalan tahlil di seluruh penjuru Nusantara akan semakin dihujatnya.

/berbicara mslh serius di HP hanya akan menambah kesalah pahaman. Kalau mau, kita berbicara empat mata/

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan