Kiai Badrus dan Nasionalisme Santri Kediri

7,950 kali dibaca

Kediri, salah satu daerah di Jawa Timur, dikenal memiliki banyak pondok pesantren. Banyak pondok pesantren tumbuh dan berkembang di sini. Dan, dari sini pula banyak lahir ulama besar, kiai-kiai jaduk (jadug), santri-santri dengan patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Salah satunya adalah KH Badrus Sholeh Arif.

Nama Kiai Badrus memang tak sepopular kiai-kiai besar lainnya, seperti Kiai Mahrus Aly dari Lirboyo, Kediri, misalnya. Namun, kiprah, perjuangan, dan pengaruhnya dalam pengembangan pendidikan pesantren di Kediri sangat besar. Tak hanya itu, semasa hidupnya, perjuangan dan pengaruhnya dalam membangkitkan nasionalisme kaum santri dalam melawan penjajahan juga sangat besar —meskipun luput dari pencacatan sejarah.

Advertisements

Kiai Badrus Sholeh Arif merupakan putra ke-5 dari pasangan KH Moh Arif bin KH Hasan Alwi dan Nyai Sri’atun binti KH Hasan Muhyi. Ia dilahirkan di Kediri pada 10 November 1918. Berdasarkan beberapa sumber dan manuskirp terpercaya, ayah Kiai Badrus ini tercatat sebagai salah satu cucu dari Pangeran Diponegoro. Sebab, Kiai Hasan Alwi, kakek Kiai Badrus, merupakan putra dari Pangeran Diponegoro dari istri selir. Kiai Hasan Alwi merupakan ulama berpengaruh yang membuka Desa Banyakan, tempat kelahiran Kiai Badrus.

Darah Diponegoro yang mengalir dalam dirinya itulah yang menurunkan jiwa patriotisme dan nasionalisme dalam diri Kiai Badrus dalam berjuang melawan kaum penjajah. Pondok Pesantren Al Hikmah Kediri, yang didirikannya pada 1948, pernah menjadi tangsi para pejuang Merah Putih.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan