Kerukunan Tetangga

6,648 kali dibaca

Tetangga adalah orang-orang yang terdekat di lingkungan kita tinggal. Setiap kita keluar rumah, pastilah melewati rumah tetangga. Di saat membutuhkan bantuan, tetanggalah orang pertama yang diketuk pintunya dan memberikan pertolongan. Bukan saudara atau teman kerja yang tinggalnya jauh. Bahkan di saat ada yang meninggal dunia, bukan kerabat jauh yang diharapkan mengurus jenazah, tetapi tetanggalah yang dengan tulus bersegera menyelenggarakan pengurusan jenazah. Begitu mulia dan penting kedudukan tetangga.

Tetangga ibarat pengganti saudara kita yang tingalnya jauh. Jika suatu saat kita ditimpa musibah, siapakah yang akan segera menolong kita? Tentu tetanggalah yang lebih dulu memberikan pertolongan.

Advertisements

Begitu mulia dan penting posisi tetangga, Nabi Muhammad pun memberikan perhatian khusus bagaimana kita harus menjalani hidup bertetangga. Dalam satu hadits Nabi Muhammad bersabda, yang artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tetangganya.” HR al-Bukhori).

Berdasarkan tuntunan Rasulullah, maka sebagai seorang muslim kita harus memiliki adab dalam menjalani hidup bertetangga. Adab dalam membangun kerukunan bertetangga setidaknya mencakup hal sebagai berikut: pertama, saling menasihati. Sebagai sesama manusia, seperti kita juga, tetangga tentu tidak lepas dari salah dan dosa. Karena itu, jika tetangga kita berbuat salah hendaknya kita memberi nasihat dengan cara yang baik, agar tidak terjadi salah paham. Pilihlah kata-kata yang pas sehingga tidak menyakiti hati tetangga.

Kedua, saling menolong dan kerja sama. Manusia adalah makhluk sosial yang harus bergaul dengan manusia lainnya. Manusia tidak bisa hidup menyendiri, dan harus berhubungan dan berinteraksi dengan sesamanya. Dalam bertetangga, kita pasti akan saling membutuhkan satu sama lain.

Misalnya, tetangga yang kaya membutuhkan tetangga yang miskin untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan tetangga yang miskin membutuhkan bantuan orang yang kaya untuk bekerja dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena itu, kita jangan menganggap remeh tetangga yang miskin, sebab kita membutuhkan mereka dan mereka pun membutuhkan kita. Jika ada tetangga yang sedang memiliki hajat, hendaklah kita ikut membantu agar meringankan pekerjaannya. Jika ada tetangga yang sedang mengalami musibah atau sakit, hendaklah kita membantu dan menjenguknya.

Ketiga, saling melindungi. Sebagai anggota masyarakat, kita perlu untuk saling melindungi dari berbagai macam gangguan. Wujud dari saling melindungi antar-tetangga, misalnya, menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan. Tidak membuat gaduh.

Keempat, saling mengasihi. Kasih sayang sesama tetangga itu sangat penting demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai. Kasih sayang akan menumbuhkan kekuatan yang amat besar dalam rangka terciptanya masyarakat yang rukun, solid, dan kompak yang sering kali dikenal dengan istilah kesatuan dan persatuan.

Kelima, saling menghormati. Tetangga adalah orang yang sangat dekat dengan kita. Bila kita tertimpa musibah atau mengadakan hajatan, tetanggalah yang lebih dahulu membantu kita, setelah itu baru saudara-saudara kita dan kerabat yang jauh dengan kita. Karena itu, dalam bertetangga, kita harus menciptakan situasi yang bersahabat, baik di rumah, di jalan, maupun di tempat-tempat umum. Karena itu, kita harus memiliki sikap sopan santun dalam bertetangga.

Keenam, memberi salam. Mendahului memberi salam adalah bagia dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati) seseorang dan tanda ketaatan kepada Allah. Begitu juga menebarkan salam dapat menumbuhkan kasih sayang di antara kaum muslimin. Menebarkan salam juga merupakan hak di antara hak-hak seorang muslim atas saudaranya yang muslim.

Ketujuh, menutup aib. Seorang mukmin adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya dan  menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya selalu mendapatkan kebaikan. Sikap ini akan mempererat hubungan dengan tetangga. Nabi Muhammad bersabda, “Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.” (HR Muslim) .

Karena itu, kita harus menjunjung tinggi sikap tenggang rasa dan kasih sayang dengan tetangga. Karena, kerukunan dan kedamaian hidup bermasyarakat dan bahkan bernegara dimulai dari bagaimana adab kita bertetangga.

Jadi, apakah kita masih suka menggunjing dan mengajak berantem tetangga?

Multi-Page

Tinggalkan Balasan