Kepergian “Wali Nyentrik” Guru Zuhdi

3,284 kali dibaca

Innalillahi wainnailaihi rajiun. Pada bulan suci Ramadan ini, umat Islam Indonesia kehilangan salah satu ulama besar, KH Ahmad Zuhdiannor. Ulama asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ini wafat pada Sabtu, 2 Mei 2020, pukul 06.43 WIB, saat dirawat di RS Medistra Jakarta dalam usia 48 tahun.

KH Ahmad Zuhdiannor dirawat di RS Medistra karena didiagnosa mengalami kanker paru dengan diagnosis diferensial kanker kelenjar getah bening. Mendengar kabar duka ini, warga Kalimanatan Selatan pun berduka. Awan mendung disertai rintik hujan, tak menyurutkan keinginan ribuan warga untuk menyambut kedatangan dan mengikuti prosesi pemakaman ulama kharismatik ini pada Sabtu (2/5/2020) sore. Jenazah almarhum dimakamkan di pemakaman keluarga di belakang Masjid Jami Banjarmasin.

Advertisements

KH Ahmad Zuhdiannoor, yang punya sapaan akrab Guru Zuhdi, lahir di Alabio, Banjarmasin , pada 10 Februari 1972. Pada mulanya, ia belajar agama di rumah kepada ayahnya, KH Muhammad bin H Jaferi al-Banjari, pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Banjabaru tahun 1986-1993. Selain berguru pada sang ayah, ia juga sempat menimba ilmu sebentar di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru.

Namun, karena sering sakit-sakitan, ia berhenti mondok, dan melanjutkan pelajaran pada sang kakek di Alabio, KH Asli. Setelah kakeknya wafat, ia melanjutkan pengembaraan pendalaman ilmu kepada Muallim Syukur di Teluk Tiram, Banjarmasin. Terakhir, setelah Muallim wafat, Guru Zuhdi berguru kepada Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang lebih dikenal dengan nama Guru Sekumpul.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

One Reply to “Kepergian “Wali Nyentrik” Guru Zuhdi”

Tinggalkan Balasan