Karomah Mbah Kholil (7): Kisah Pencuri Ilmu Kiai

1,920 kali dibaca

Kisah ini diceritakan oleh KH Bahar, pengasuh Pesantren Sidogiri yang keenam. Ketika masih menjadi santri Mbah Kholil, pada suatu malam KH Bahar mimpi basah. Karena itu KH Bahar tidak ikut salat subuh berjamaah. Dan tidak tanggung-tanggung, Kiai Bahar mimpi bersanggama dengan istri Mbah Kholil. Atas kejadian tersebut, Kiai Bahar merasa sangat takut dan gemetar sekujur tubuh.

Malam sesaat sebelum masuk waktu subuh, Kiai Bahar bersembunyi di belakang masjid. Kiai Bahar tidak ingin kejadian semalam diketahui oleh siapa pun, termasuk juga Mbah Kholil. Tetapi, Mbah Kholil yang bukan orang sembarangan, setelah salat subuh, terlihat marah-marah kepada para santri yang telah melaksanakan salat jamaah subuh.

Advertisements

“Kurang ajar! Kurang ajar! Benar-benar santri tidak tahu tata krama,” demikian Mbah Kholil berucap marah di pagi buta itu. Para santri heran, mengapa Mbah Kholil marah-marah. Mereka tidak tahu apa yang menyebabakan Kiai yang sangat disegani dan dihormari itu terlihat begitu marah.

“Siapa yang subuh ini tidak berjamaah?!” Mbah Kholil bertanya kepada para santri, masih dengan raut kemarahan.

Seluruh santri menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari-cari siapa yang pagi itu tidak ikut salat jamaah subuh. Setelah dicari-cari akhirnya diketahui bahwa yang tidak ikut jamaah adalah Kiai Bahar. Kemudian Mbah Kholil memerintahkan santri untuk mencari Bahar dan membawa ke hadapannya.

Setelah Kiai Bahar dihadapkan, terlihat Mbah Kholil begitu marah. Kiai Bahar begitu gemetar, takut bukan kepalang. Kemudian Mbah Kholil berkata, “Bahar, karena kamu tidak hadir salat subuh berjamaah, maka harus dihukum. Tebanglah dua rumpun bambu di belakang pesantren dengan petok ini.”

Halaman: 1 2 Show All

2 Replies to “Karomah Mbah Kholil (7): Kisah Pencuri Ilmu Kiai”

Tinggalkan Balasan