ZUHUD RAMADAN
di altar kisah yang pernah malam bawa
ia tersapu riuh senandung selawat nabi
malam membawanya pada gurun pasir
memakai jubah putih dalam puisi sufi
hening hanya musik tari bagi angin
sepi hanya rentetan gerimis tebal petapa
tak ada kehidupan yang benar-benar resi
tak ada kehidupan yang benar-benar zahid
selain mengingat kuasa pencipta surga
selain kun firman tuhan yang ada dan kuasa
Sumenep, 7 Jan 22.
UZLAH RAMADAN
semampai riak sukma hati berzikir
ia jumpai tafakur daun yang melamun
bersorak rinai gerimis di dada waktu
ia mengasingkan diri dari tajamnya duri
waktu yang mengepal siluet kisah-kisah
bahkan dari runcingnya tabiat derita
terik cahaya sufistik bertengger di matanya
melepas tarian tawakal membuang dosa
hingga suatu saat nanti, puisi jadi saksi
suara-suara zaman, melilit di leher kata
azan lima waktu menjadikannya rayu
ada tabah dalam tubuh hingga subuh
Sumenep, 7 Jan 2022.
WARAK RAMADAN
kirmizi mimpi-mimpi harum bunga
jauh dari gasab jejak dalam sajak puspa
ia berjalan, memandang langit, setapak
puisi-puisi mengabadikannya lewat sapa
tiba-tiba asar berkumandang di kejauhan
tubuh warak berjalan pelan menuju waktu
ia ambil tarian angin di tanah basah
hujan sesekali memanggil warak berteriak
teringat janji tawakal pada tuhannya
tertunduk takbir melepas tangan-tangan doa
Sumenep, 8 Januari 2022.
KANAAH RAMADAN
arah batin kayu menuduh kabut asa
yang terbiasa memanggil cuaca
walau hujan menuduh aku gigil
kuterima dengan canda kabut sapa
walau angin membenci kita ingin