Hampir 2,5 Abad, Pondok Panji Setia pada Tradisi

4,385 kali dibaca

Menjadi pondok pesantren tertua di Jawa Timur, Pesantren Al Hamdaniyah Sidoarjo telah melahirkan banyak ulama besar, salah satunya KH Hasyim Asy’ari. Masih setia dengan tradisi lama selama hampir 2,5 abad, hingga kini pondok ini tetap eksis dan telah menjadi bagian dari titik simpul perkembangan Islam di Nusantara.

Tradisi lama yang terus dipertahankan oleh Pesantren Al Hamdaniyah selama hampir 2,5 abad ini adalah metode belajar kitab dengan sistem bandongan, sorogan, dan watonan. Meskipun, pada beberapa tahun belakangan ada pengembangan pendidikan formal sistem modern, namun pondok ini tetap mengutamakan pembelajaran dengan bandongan, sorogan, dan watonan. Bahkan, bentuk pondokan dan lanskap lama lingkungan pesantren ini tetap dipertahankan. Nyaris tak ada sentuhan arsitektur modern.

Advertisements

Pesantren ini didirikan pada 1787, yang menjadikannya sebagai pesantren tertua kedua di Jawa Timur setelah Pondok Sidogiri. Hingga kini, Pesantren Al Hamdaniyah masih sering disebut sebagai Pondok Panji, merujuk pada nama tempat pondok ini berada. Ia terletak di Desa Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Selain sistem pembelajarannya, Pondok Panji juga masih mempertahankan bangunan-bangunan lama, model kuno. Misalnya, bangunan pondok untuk bilik atau kamar santri masih dipertahankan seperti sedia kala. Dindingnya berupa anyaman bambu. Bangunan itu disekat-sekat menjadi bilik-bilik kamar santri. Tiap kamar berukuran 2 x 3 meter untuk dihuni dua hingga tiga santri. Dan, bagian lantai yang terbuat dari papan-papan kayu disangga oleh tiang-tiang beton. Sama persis dengan gothakan atau pondok-pondok angkringan tempo dulu.

Tak ketinggalan, bilik yang selama lima tahun pada akhir 1890-an pernah dihuni KH Hasyim Asy’ari, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), masih dipertahankan hingga kini dalam bentuk aslinya. Tidak itu saja, bangunan dari anyaman bambu yang pernah menjadi tempat pertemuan antara Presiden Soekarno, Bung Hatta, dan Bung Tomo yang pada akhirnya melahirkan Laskar Hizbullah dan mengobarkan perang kemerdekaan 10 November 1945, juga masih dipertahankan hingga kini, dalam wujud aslinya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan