gus maksum

Gus Maksum, Pendekar Nyentrik dari Tanah Jawa

6,645 kali dibaca

KH Maksum Jauhari, atau yang lebih dikenal dengan Gus Maksum, merupakan sosok Kiai yang nyentrik sekaligus pendekar pencak silat yang terkenal karena aksinya dalam menumpas PKI pada tahun 1965 di Kediri, Jawa Timur. Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri pada 8 Agustus 1944. Gus Maksum merupakan salah satu cucu dari KH Manaf Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo.

Gus Maksum dikenal sebagai kiai yang nyentrik karena penampilannya yang berbeda dengan kultur pesantren. Gus Maksum selalu memilki rambut gondrong, berkumis dan berjenggot tebal. Cara mengenakan sarungnya pun tinggi sampai mendekati lutut, sendalnya pun terbuat dari kayu atau orang meyebutnya bakiak. Uniknya lagi, Gus Maksum menyukai memlihara hewan-hewan yang tidak umum dipelihara banyak orang, seperti ular, buaya, orangutan, kera, dan berbagai unggas.

Advertisements

Selain itu, konon rambut gondrong Gus Maksum tidak bisa dipotong. Konon pula, yang bisa memotongnya hanya ibunda dari Gus Maksum sendiri. Masyarakat juga mempercayai mitos bahwa rambut Gus Maksum tersebut dapat mengeluarkan api jika sedang marah.

Pendidikan Gus Maksum

Gus Maksum sejak kecil belajar dengan orang tuanya, yaitu KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Gus Maksum memperoleh banyak pengetahuan dari orang tuanya, termasuk ilmu agama. Ia dididik dengan pengawasan yang sangat ketat. Sampai-sampai, setiap jam 01.00 WIB dini hari, ia selalu dibangunkan oleh ayahnya untuk mengambil wudhu dan mengkaji pelajaran yang sudah disiapkan oleh Kiai Jauhari. Hal ini Gus Maksum lakukan sampai pagi.

Selain memperoleh pendidikan intensif dari Kiai Jauhari, Gus Maksum memperoleh pendidikan formalnya pada 1957 di Sekolah Dasar yang berada di desa kelahirannya, Kanigoro. Akan tetapi, karena kecerdasannya, justru Gus Maksum tidak mendapatkan ijazah SD. Karena, sebelum ujian berakhir, Gus Maksum harus melanjutkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah di Lirboyo. Akan tetapi, di Madrasah Tsanawiyah ini Gus Maksum tidak menyelesaikan pendidikannya.

Meskipun tidak menyelesaikan pendidikan formal, Gus Maksum tetap memiliki semangat belajar yang sangat tinggi. Tak heran jika sering mengikuti pengajian-pengajian kilat yang ada di pondok pesantren sekitar Kediri. Meskipun memiliki darah biru, Gus Maksum tetap memiliki jiwa santri, yaitu santun, sederhana, peduli, patuh terhap kedua orang tua dan gurunya.

Selebihnya, Gus Maksum lebih senang berkelana ke berbagai pelosok daerah untuk berguru ilmu silat, kanuragan, pengobatan, dan kejadukan. Beliau mempelajarinya dengan cara belajar dari satu guru ke guru yang lain.

Karier dan Karya

Selain terkenal sebagai pendekar penumpas PKI, Gus Maksum juga mempunyai karier dan karya yang sangat banyak. Di sini penulis hanya menjelaskan beberapa saja mengenai karier dan karya dari Gus Maksum.

Pertama, founding father atau pendiri Pencak Silat Nahdlatul Ulama (NU) Pagar Nusa. Gus Maksum sejak muda sangat aktif di berbagai organisasi, khususnya Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan lembaga sosial keagamaan yang visi dan misinya memperjuangkan ahlussunnah wal jamaah (Aswaja). Di sinilah Gus Maksum menuangkan gagasannya untuk mempersatukan berbagai aliran pencak silat dalam satu wadah.

Ide ini muncul pertama kali dikarenakan kegelisahan Gus Maksum akan banyaknya warga Nahdliyyin yang memiliki perguruan pencak silat, namun masih terpisah-pisah dalam berbagai perguruan. Sehingga berkat ide cemerlang ini, Gus Maksum menyatukan dan menjadikan satu wadah, yaitu Pagar Nusa.

Kedua, Gus Maksum pernah aktif dan menjadi juru kampanye partai politik. Gus Maksum yang dikenal sebagai kiai nyentrik ini memang pernah aktif dalam dunia politik. Dalam dunia perpolitikan, Gus maksum hanya sebagai jurkam (juru kampanye). Meskipun pernah ditawari untuk masuk menjadi anggota dewan, Gus Maksum tidak menginginkan terlibat dalam politik praktis.

Sebagai jurkam, Gus Maksum selalu menggemparkan podium saat kampanye. Gus Maksum memiliki power dalam melakukan kampanye sehingga dapat mempengaruhi massa. Meskipun demikian, Gus Maksum tetap berada pada jalur dan garis politik Nahdlatul Ulama.

Ketiga, jendral penumpasan PKI pada 1965. Hal itu karena masifnya aksi terror dan sabotase yang dilakukan PKI terhadap masyarakat khususnya yang ada di tanah kelahiran Gus Maksum. PKI sering menyuarakan yel-yel provokatif yang ditujukan kepada santri pondok pesantren dan juga umat Islam. Selain itu, pengambilan tanah, penculikan bahkan pembunuhan menjadi aksi yang nyata dilakukan oleh PKI.

Dengan adanya problem seperti itu, menjadikan Gus Maksum geram, dan dengan kemampuan yang dimilikinya, ia diamahani menjadi komandan pemberantasan PKI, meskipun pada waktu itu umurnya masih 18 tahun. Gus Maksum termasuk tokoh yang berani menyatakan “Ganyang PKI”. Gus Maksum membuktikan hal tersebut dengan tindakannya.

Keempat, ahli dalam bidang agrobisnis. Gus Maksum, selain sebagai pendekar yang jadug dalam dunia pencak silat, juga pandai dalam pengembangan di sektor agrobisnis. Wujud kesuksesannya di dunia agrobisnis ini seperti pengembangan tanaman nanas, belimbing, semangka, jeruk, kuda, kambing, kijang, ayam, dan merpati.

Keahlian-keahlian tersebut didapat dari berbagai kursus yang diikuti Gus Maksum. Dalam menjalani hidup, Gus Maksum mempunyai konsep, “Bahwa tidak ada istilah antara ilmu agama dan ilmu umum. Apapun yang bermanfaat, ia harus pelajari, termasuk ilmu pengembangan agrobisnis.”

Multi-Page

Tinggalkan Balasan