Gayatri, Rahasia di Balik Kejayaan Majapahit

2,037 kali dibaca

Majapahit sebagai penerus kejayaan Singhasari berdiri tegak atas kerja keras yang dilakukan oleh Raden Wijaya dengan bala sanggrama ketika mendapat serangan bertubi-tubi oleh Raja Gelang-gelang, Prabu Jayakatwang. Hingga akhirnya kemegahan Singhasari dengan segala arsitekturnya Ilang Sirna Kertaning Bumi pada 1292 M. Singhasari meninggalkan banyak jejak dan sejarah yang bisa dijadikan kenangan generasi saat ini. salah satunya adalah pemandian/petirtan ardhanareswari.

Hancurnya Singhasari menyisakan luka menyayat untuk kerabat istana, mulai abdi ndalem, anak-anak raja, maupun pengawal istana kepatihan. Semuanya merasakan tahun kesedihan akibat pralaya yang menimpa kerajaan tersebut. Tak terkecuali salah satu anak Kertanegara, sebagai Raja Singhasari, yaitu Dyah Dewi Gayatri Kusuma Rajasa, yang sewaktu kecil dipanggil dengan nama Gayatri.

Advertisements

Gayatri tampil dengan sifatnya yang bijaksana serta hati jernih memandang segala sesatu yang menimpanya. Kasih sayang, sifat menyantuni yang lemah serta tidak memandang status ketika menolong seseorang menjadi beberapa sifat khas Gayatri dalam mengukir awal perjalanannya sebagai putri Raja Singhasari yang kelak akan menjadi istri Raja Majapahit.

Bekal yang dimiliki Gayatri saat musibah banjir bandang dari Gelang-gelang yang dipimpin Prabu Jayakatwang dan patihnya, Kebo Mundarang, yang menghancurkan martabat keluarganya, sangat berharga untuk memulai kerajaan baru di tanah Tarik dengan kerabat istana dan pasukan pengawal Raja Majapahit, Raden Wijaya.

Terlepas dari cerita suka duka Gayatri dalam berlari mencari perlindungan dari kejaran pasukan Kediri, saya tertarik dengan buku karya Earl Drake ini. Dalam buku berjudul Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit tersebut dijelaskan bagaimana peran Gayatri sangat besar bahkan bisa dikatakan menghegemoni dari berbagai sisi.

Dalam buku ini juga digambarkan sosok Gayatri semasa kecil belajar dengan tekun kepada ayahnya, yang tak lain adalah Raja Singhasari tentang berbagai macam ilmu. Gayatri belajar dan terus belajar kepada ayahnya. Bahkan, untuk memenuhi kehausan pengetahuan Gayatri, dihadirkan orang mulia bernama Terenavindu, salah satu resi Budhis yang paling terpelajar, untuk menjadi guru paro waktu Gayatri. Guru tersebut mengajarkan tentang topik-topik serius yang meliputi nalar manusia, kajian kepercayaan Budha-Hindu, peribadatan, yoga, dan meditasi.

Tidak hanya itu, Gayatri tumbuh kembang dalam bimbingan para bijak bestari sambil terus belajar berkuda dengan para prajurit, memanah, dan ilmu kenegaraan. Gayatri terus belajar kepada ayahnya tentang persatuan dan kesatuan Nusantara hingga kelak, dengan ide-konsep yang diberikan Gayatri-lah, lahir sosok patih luar biasa yang mampu menyatukan Nusantara dari ujung ke ujung dengan sumpah yang menggema, Sumpah Palapa yang dicetuskan oleh Mahapatih Gajah Mada sewaktu pelantikan di depan kerabat istana.

Konsep persatuan dan kesatuan Nusantara diperoleh Raden Wijaya dari Gayatri dengan berbagai macam diskusi dan tukar pendapat. Apa yang diungkapkan Gayatri kepada Raden Wijaya tidak lain adalah tangan panjang penguasa Singhasari, Prabu Kertangera, yang mempunyai sisi-misi menyatukan Nusantara dan juga negara bawahannya.

Selanjutnya, bagaimana trik maupun strategi yang harus dilakukan untuk menghalau serangan dari pasukan Mongol yang datang pada 1293 M dengan tujuan membumihanguskan Jawa. Hingga akhirnya, berkat strategi jitu dan apik, Raden Wijaya dengan pasukannya mampu menggilas Kediri sebagai balasan setimpal dan pasukan Mongol sebagai bentuk perlawanan dan mempertahankan kesatuan dan persatuan Nusantara saat itu.

Tak sampai di situ saja. Fakta menarik selanjutnya bahwa pernikahan Gayatri dengan Raden Wijaya melahirkan dua putri, Tribuwana Wijayatunggadewi dan Dyah Wiyat. Keduanya terpilih menjadi seorang Ratu memimpin Kerajaan Majapahit dengan dikawal dan dibimbing Ibusuri Gayatri sampai pemerintahan selesai. Puncaknya, kelak satu dari dua putri ini melahirkan cucu Gayatri, Hayam Wuruk yang menjadi Raja Majapahit yang mampu menyatukan Nusantara melalui tangan mahapatihnya, Gajah Mada yang terkenal dengan sumpah Amukti Palapa-nya.

Intensitas Gajah Mada dengan Gayatri bertukar pikiran sangat terbuka lebar. Gayatri memang tidak secara langsung mengajari Gajah Mada dalam bentuk guru-murid. Melainkan, bagaimana Gayatri membahas masalah demi masalah dan menjadikannya ruang konsultasi tunggal Gajah Mada dalam membuat keputusan strategis, khususnya menyangkut masa depan Majapahit. Dimulai dari pengganti Jayanegara pasca wafatnya apakah dilanjutkan olah salah satu saudara perempuannya ataukah suaminya, pengangkatan kedua putri untuk didapuk sebagai Raja Majapahit secara bersamaan, intervensi ibunda Gayatri dalam mendidik cucunya, Hayam Wuruk, hingga mampu mempersatukan Nusantara melalui tangan baja Gajah Mada saat sidang dengan kerabat istana.

Dengan demikian, tidak berlebihan jika Earl drake menyatakan bahwa Gayatri Rajapatni merupakan perempuan hebat di balik suksesnya kejayaan Majapahit. Wallahu A’lam.

Data Buku

Judul buku       : Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit
Penulis             : Earl Drake
Penerbit           : Penerbit Ombak
Tahun              : 2012
Tebal buku      : 192 Halaman.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan