Situs web www.duniasantri.co ternyata bukan hanya menjadi media penyebaran informasi, ide, dan pemikiran kaum santri. Ia juga menjadi rujukan para mahasiswa untuk memublikasikan tugas-tugas kuliah mereka. Kok bisa?
Dulu, jika ada tugas, tiap mahasiswa harus menyerahkan makalah atau karya tulis dalam bentuk cetakan. Tulisan mahasiswa diprint dan dibundel, lalu diserahkan kepada dosen pemberi tugas. Dari situ dosen akan melakukan pemeriksaan dan memberi nilai.

Ternyata, lain dulu lain kini. Di zaman teknologi informasi digital sekarang ini, banyak perguruan tinggi yang mengubah kebiasaan lama tersebut. Tugas mahasiswa tidak lagi diserahkan dalam bentuk bundelan kertas. Saat ini, yang harus diserahkan oleh mahasiswa adalah link pemuatan tugas kuliah di media online. Dosen tinggal membacanya di media online berdasarkan link yang di-share, lalu memberi nilai.
Yang menarik, pemberian nilai didasarkan pada klasifikasi medianya. Nilai C untuk tugas kuliah yang dimuat pada media yang tidak dimoderasi atau tidak dikurasi. Artinya, tiap tulisan akan otomatis dirilis seperti apa adanya. Contohnya seperti blog atau semacamnya.
Kemudian, nilai B untuk tugas kuliah yang dimuat di media melalui proses moderasi, kurasi, atau editing namun tidak berhonor. Memang banyak media online yang seperti ini; tidak memberi honor kepada penulisnya.
Yang terakhir adalah untuk nilai A. Nilai tertinggi ini akan diberikan pada tugas kuliah yang dimuat di media online melalui proses moderasi, kurasi, atau editing, dan berhonor. Artinya, tiap tulisan yang lolos kurasi dan kemudian dirilis, ada honornya.
Di kalangan kampus, situs www.duniasantri.co masuk dalam kategori ketiga ini. Tiap tulisan, selain dimoderasi atau dikurasi, juga berhonor. Karena itu, jika tugas kuliah seorang mahasiswa dimuat di duniasantri.co, maka ia akan memperoleh nilai A. Itulah kenapa www.duniasantri.co kini juga menjadi rujukan mahasiswa untuk memublikasikan tugas-tugas kuliah mereka.
Tren ini sebenarnya sudah mulai muncul sejak tiga tahun lalu. Yang terlacak, yang pertama menerapkan sistem seperti ini adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Disusul kemudian Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta. Tak lama kemudian, hal serupa diikuti kampus-kampus lain dari berbagai daerah, mulai Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Di Jawa Timur, misalnya, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar juga mengikuti pola ini.
Itulah kenapa, dalam tiga tahun terakhir, yang registrasi untuk menjadi kontributor/penulis di duniasantri.co bukan hanya kaum santri, tapi juga datang dari para mahasiswa berbagai perguruan tinggi dari berbagai daerah. Tentu, terutama dari perguruan tinggi berbasis keagamaan/keislaman.
Lalu, apakah semua tugas kuliah para mahasiswa yang disubmit ke duniasantri.co itu lolos kurasi dan dirilis? Jawabannya sudah bisa ditebak: tidak! Bahkan, persentasenya cenderung kecil. Mungkin hanya 2-3 berbanding 10. Kenapa demikian? Banyak faktornya. Tapi hanya beberapa yang bisa disebut di sini.
Pertama, konsep penulisan untuk duniasantri.co dan tugas kuliahnya seringkali berbeda. Contohnya, pernah banyak mahasiswa dari satu perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah mengirimkan naskah berupa resume buku. Dan dari sekian banyak naskah itu tak satu pun yang bisa dirilis. Sebab, untuk buku, di duniasantri.co hanya menyediakan rubrik resensi, bukan resume. Mungkin bisa dengen telaah atau kajian atas sebuah buku, tapi tempatnya di rubrik opini. Antara resensi, kajian, dan resume jelas beda konsep.
Kedua, sering terjadi gap antara aktualitas dan kontekstualitas dengan tema atau isu yang diangkat. Sebagai sebuah media, tentu duniasantri.co akan mengutamakan tulisan-tulisan yang memiliki kandungan aktualitas dan kontekstualitas atau kebaruan tinggi. Nah, problemnya, seringkali tugas kuliah tersebut didasarkan pada mata kuliah yang kandungan nilai aktualitas dan kontekstualitas atau kebaruannya rendah. Apalagi jika penulisannya hanya didasarkan pada satu buku teks.
Ketiga, seringkali tulisan dari tugas-tugas kuliah tersebut terlalu abstrak dan/atau teoretis, yang nyaris tak ada sandaran data, fakta, atau fenomena. Sehingga, sering tak ditemukan bangunan argumen yang kokoh untuk bisa melahirkan tawaran-tawaran pemikiran atau gagasan baru atas sebuah isu. Karena itu, tulisan dari tugas-tugas kuliah tersebut seringkali bertele-tele dan tak berujung ke mana-mana.
Itulah beberapa catatan kenapa masih belum banyak tulisan dari tugas-tugas kuliah mahasiswa yang dirilis. Tapi, bagaimana pun, pola baru ini, yang menjadikan situs web www.duniasantri.co sebagai salah satu rujukan publikasi tugas kuliah, sedikit banyak akan ikut mewarnai perjalanan duniasantri.co ke depan.