muslim-kontemporer

Dunia Islam Kontemporer

917 kali dibaca

Konflik yang terjadi di dalam Islam merupakan reaksi terhadap aksi sebelumnya. Permasalahan saat ini sebenarnya reaksi atas ketidakadilan di masa lalu yang dirasa belum terselesaikan. Kekerasan, terorisme, dan ajakan berperang sering dikumandangkan sebagai solusi dari ketertindasan dan ketidakadilan. Sehingga perilaku destruktif sering dijadikan dalih untuk memperkuat basis dan memperbaiki nasib muslim dunia.

Sekte Islam moderat moncoba mengembalikan citra Islam yang kadung tercoreng dengan perilaku anarkisme atas nama agama. Ayat-ayat peperangan disembunyikan untuk lebih menonjolkan ayat-ayat perdamaian dan keadilan. Saling serang narasi sesama muslim seakan menjadi aib bahwa beragama dengan banyak keyakinan kebenaran punya potensi salah ketika ditafsirkan.

Advertisements

Disadari atau tidak, modernitas berperan banyak pada konflik internal dalam tubuh Islam. Angan-angan kejayaan masa lampau sering dijadikan motivasi untuk melegalkan perilaku anarkis. Perlawanan atas ketidakadilan dan penjajahan kapitalisme modern memunculkan sikap ekstrem di sebagian umat muslim.

Islam harus bisa “disembuhkan” kembali dari “penyakit-penyakit” yang merusak sistem dan konsep beragama yang damai. Pemujaan atau fanatisme terhadap ketokohan yang diklaim ulama menjadi pintu menyebarkan doktrin-doktrin Islam fundamentalis yang menghendaki permusuhan hingga peperangan. Dengan slogan pemurnian agama dan jihad, sebagian umat Islam berhasil digiring untuk memusuhi sesamanya.

Penyakit di tubuh Islam cepat menular ke bagian lain yang mengancam kedamaian dunia. Meskipun hanya “sedikit”, namun aksi nekatnya (teror dan bom bunuh diri) berhasil mengusik keamanan negara. Mereka yang merasa menjadi korban atas kebengisan terorisme selalu merasa terancam di negeri yang mayoritas berpenduduk Islam. Meskipun dialasi teror bukan ajaran Islam, namun identitas dan personalitas pelaku menunjukan bahwa pelaku memang seorang muslim.

Wajah Islam tercoreng. Sedangkan pelaku masih kokoh berpendirian memusnahkan sistem kekafiran dengan jalan terorisme. Tidak ada yang ditakuti, mati pun sekalian. Ketika doktrin sudah tertancam kuat di otak pelaku, keyakinan atas kebenaran relatif terorisme akan selalu dibenarkan. Masa bodoh dengan perbedaan tafsir dan pandangan dalam memahami Islam, sebab impian surga dengan jalan terorisme sudah diimani kebenarannya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan