Berkah Ilmu, Berkah Akhlak

2,418 kali dibaca

Mengaji di pesantren, meskipun sama-sama bisa disebut sebagai proses pembelajaran, berbeda dengan menuntut ilmu di lembaga-lembaga pendidikan lain, misal di sekolah. Sebab, titik berat mengaji di pesantren bukan sekadar pendidikan intelektual, melainkan juga spiritual. Keduanya beriringan.

Karena itu, di lingkungan pesantren, selain belajar, santri juga senantiasa menunggu-nunggu momentum untuk disuruh-suruh kiai atau guru untuk mengerjakan atau melakukan ini-itu. Memang, di pesantren, kiai atau guru sering menyuruh santri mengerjakan berbagai hal di luar tugas-tugas mengaji.

Advertisements

Jika kebiasaan seperti itu terjadi di luar pesantren, bisa jadi dianggap sebagai menyimpang atau melanggar hukum. Dan, orang tua murid bisa protes atau marah melihat anak-anaknya disuruh mengerjakan hal-hal yang tak ada hubungannya dengan pembelajaran. Tapi tidak demikian di pesantren.

Justru, di pesantren banyak santri menunggu momentum disuruh-suruh kiainya. Kenapa demikian? Sebab, di pesantren, selain mencari ilmu, setiap santri juga mencari berkah dari kiai atau guru ngajinya. Ilmu dan berkahnya, itulah yang dicari para santri di pesantren. Salah satu berkah itu adalah bisa diperoleh dengan cara taat dan tawadu kepada kiai, dengan mengerjakan apa yang dititahkan oleh para kiai.

Di dalam tradisi pesantren, menyuruh santri melakukan ini-itu, mengerjakan banyak hal yang kelihatannya tidak ada sangkut pautnya dengan proses pembelajaran, dimaksudkan juga sebagai bagian dari pendidikan karakter, pendidikan mental dan spiritual. Hal itu juga sudah dipahami oleh para santri.

Karena, tidak aneh jika para santri selalu mendambakan datangnya momentum untuk disuruh-suruh oleh kiainya; tak lain sebagai bagian dari proses pendidikan spiritual dan media memperoleh berkahnya ilmu. Momentum seperti itu juga menjadi bagian pendidikan bagi santri untuk tidak memiliki rasa sombong dan merasa angkuh terhadap ilmu yang telah diperoleh dari pada pengajian yang ada di pesantren tersebut.

Dengan cara santri tersebut, disuruh oleh kiai bagi santri pada hakikatnya merupakan pendidikan spiritual secara tidak langsung dari kiai kepada santrinya, sehingga santri tersebut dapat mengembangkan ilmu dan mendapatkan keberkahan yang yang sangat berarti bagi kehidupan santri.

Dengan keberkahan tersebut, santri dapat mengamalkan ilmunya dan bermanfaat untuk orang lain. Sebagaimana yang tertera di dalam Manaqib Abuya Kyai Haji Abdurrahman Nawi yang dikarang oleh muridnya, Kiai Haji Ubaidillah Hamdan, yang berbunyi و البركة لا تحصل بالذكاء # بل بآدابك مع الكبراء. Artinya, keberkahan itu tidak tercapai dengan kepintaran, namun keberkahan itu tercapai dengan akhlak dan adabmu kepada para ulama.”

Multi-Page

One Reply to “Berkah Ilmu, Berkah Akhlak”

Tinggalkan Balasan