Belajar Menjadi Pemimpin dari Umar bin Khattab

888 kali dibaca

Pada tanggal 9 Desember 2020, Indonesia akan mengadakan hajat besar, yakni pilkada atau pemilihan kepala daerah. Semua warga Indonesia dihadapkan dengan calon-calon pemimpin yang kelak akan memimpin daerahnya masing-masing. Keputusan bagaimana suatu daerah kelak kini berada di tangan para warga, siapa yang akan mereka pilih untuk memimpin.

Semua calon tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, memiliki program kerja dan prospeknya masing-masing. Tapi sebelum menentukan pilihan, sebagai warga, hendaknya kita cari terlebih dahulu dan lihat kepribadian dari calon pemimpin yang akan kita pilih, karena kepribadian menentukan bagaimana ia memimpin dan bermasyarakat. Itu akan menentukan masa depan masyarakat.

Advertisements

Sebagai umat muslim, carilah pemimpin yang seperti Sayyidina Umar bin Khattab. Sifat yang paling menonjol dari beliau sebagai seorang pemimpin adalah pemberani, bahkan sebelum masuk agama Islam, Sayyidina Umar sudah dikenal sebagai sosok yang pemberani dan dijuluki sebagai singa padang pasir.

Mengapa kita memerlukan pemimpin dengan sifat pemberani? Karena tanpa sifat berani, seorang pemimpin tidak akan mampu mencalonkan diri dan tak mampu mengambil risiko sebagai seorang pemimpin. Sebab, menjadi pemimpin memiliki tanggung jawab dan risiko yang besar. Maka, berani adalah sifat dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin.

Sifat dari Sayyidina Umar kedua yang patut kita teladani adalah sederhana. Dalam sebuah cerita, pernah disebutkan, seorang prajurit Romawi mendapat mandat untuk menemui pemimpin agama Islam yang kala itu berada di bawah kepimpinan Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab. Sesampainya di Jazirah Arab, prajurit Romawi tersebut kebingungan, karena ia tak menemukan rumah yang mewah atau bahkan kerajaan.

Setelah ia bertanya di mana kediaman Sayyidina Umar, ia pun terkejut, karena Sayyida Umar, sang khalifah umat Islam, hanya memiliki gubuk kecil sebagai tempat tinggalnya, pakaiannya sederhana, dan sama sekali tak menunjukkan seorang pemimpin besar. Sifat sederhana penting dimiliki oleh seorang pemimpin, karena jelas, jabatan dan kekuasaannya murni digunakan untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat, dan dapat diketahui bahwa ia memimpin dengan ikhlas dan tanpa pamrih.

Sifat ketiga Sayyidina Umar yang harus dimiliki oleh calon pemimpin adalah loyalitas yang tinggi. Sayyidina Umar adalah sosok yang amat loyal dan cinta terhadap Allah, Rasulullah, dan agama Islam. Kerja keras beliau seluruhnya beliau niati untuk mengabdikan diri pada agama dan untuk mencari rida Allah. Mengapa kita harus mencari pemimpin yang loyal? Karena pemimpin adalah pemegang tongkat estafet perubahan, maka dari itu kita harus memilih pemimpin yang loyal dan mau mengabdikan diri sepenuhnya pada masyarakat.

Sifat selanjutnya yang patut kita teladani dari Sayyidina Umar sebagai pemimpin adalah tanggung jawab. Terbukti dalam sebuah cerita, setiap malam Sayyidina Umar selalu berpatroli mengelilingi perumahan milik warga, mencari tahu bagaimana kondisi warga dan apa saja keseharian mereka. Bahkan, ketika mendapati warganya yang kelaparan, Sayyidina Umar tidak segan-segan membawakan uang, gandum, dan beberapa bahan pangan lainnya untuk diberikan pada warganya yang kelaparan. Sifat demikian sangat perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Ia tak hanya bertanggung jawab pada negara, tapi juga bertanggung jawab akan keselamatan dan kesejahteraan warganya.

Dengan tulisan sederhana ini, semoga kita bisa selektif dan memilih pemimpin yang terbaik untuk daerah kita. Karena masa depan berada di tangan kita, di tangan rakyat sebagai pemilik negeri tercinta ini.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan