Batu Tapal Kuda

1,751 kali dibaca

“Apa ibu tak salah dengar? Apa kamu tidak takut terkena kutukan leluhur!” Mariya berkata dengan sedikit menekan suaranya. Lampu teplok yang terbuat dari kaleng tersandar miring di atas dinding. Bayangan anaknya turut bergerak-gerak mengikuti ke mana arah angin menerpa api di atas sumbu.

“Tidak, Bu. Itu hanya mitos. Soal kutukan itu masih simpang siur kebenarannya,” kata Nurdin usai menambah minyak tanah ke dalam kaleng.

Advertisements

Ketegasan anaknya membuat perempuan itu merasa gamang. Ia sungguh tak menyangka akan tumbuh keinginan semacam itu dalam hati Nurdin. Sambil terus menganyam daun siwalan, Mariya berusaha menyingkirkan kengerian yang perlahan mengendap dalam kepalanya. Memang semua nasib manusia telah ditakdirkan oleh Tuhan, tapi bukan tak mungkin mara bahaya datang lewat perantara batu keramat itu.

“Saya tidak meniatkan diri membongkar batu itu, tapi saya hanya berniat untuk mencari nafkah.” Sekejap tangannya meraih jemari ibunya, seolah memberi kepastian bahwa semua akan baik-baik saja.

“Jadi kamu menerima tawaran orang berdasi itu?” tanya sang ibu penasaran.

“Saya terpaksa, Bu.”

Deg! Dada Mariya seperti tertimpa benda keras. Apa yang ditakutkan selama ini tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Tentang seonggok bukit di belakang rumahnya yang menyimpan banyak misteri.

Mariya menghela napas. Sepotong ingatan kembali muncul di kepalanya ketika beberapa alat berat yang tiba-tiba mogok sewaktu mau digunakan untuk membongkar batu. Konon, batu yang dikeramatkan itu tidak begitu dalam. Ada yang menaksir sekitar kedalaman sepuluh kaki orang dewasa. Namun, sampai saat ini masih belum ada satu pun orang yang berhasil meski menggunakan buldoser sekalipun. Tetap saja batu itu kokoh, seolah terpasung paku bumi.

Bulan terlelap di balik arak-arakan awan. Di halaman kunang-kunang berkelebat membelah temaram sinar rembulan. Mariya berharap Nurdin tidak benar-benar membongkar batu itu. Ada banyak alasan mengapa ia melarangnya, salah satunya karena batu itu dikeramatkan dan dipercaya sebagai peninggalan orang sakti terdahulu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan