Ayah, Aku Ingin Pulang

18 views

Aku tidak pernah menyangka bahwa suara paling hangat dalam hidupku justru terdengar paling jauh setelah aku dewasa.

Namaku Arfan. 27 tahun, kerja di startup teknologi yang sibuk mengubah dunia dengan slide presentasi dan kopi dingin. Sudah tiga tahun aku tinggal sendiri di Jakarta. Pulang? Terakhir kali waktu lebaran tahun lalu. Itu pun cuma dua malam. Ayah tidak banyak bicara. Seperti biasanya.

Advertisements

Ayah bukan tipe pria yang bisa menyentuh bahu sambil berkata “Ayah bangga padamu.” Dia lebih suka duduk diam di depan TV dengan celana pendek, merokok di teras, dan membiarkan keheningan berbicara.

Dulu, waktu kecil, aku sering kesal. Kenapa ayahku tidak seperti ayah temanku yang sering mengantar ke sekolah, bercanda, bahkan peluk anaknya saat menangis? Ayah hanya mengantar dengan motor tua dan mengangguk singkat sebelum pergi. Tapi dia selalu datang tepat waktu, selalu.

Aku mulai mengerti perlahan, setelah aku jauh dari rumah.

Tadi pagi, di tengah rapat Zoom yang membosankan, aku dapat pesan dari Ibu:

“Ayah kamu masuk UGD.”

Kepalaku mendadak kosong. Rasanya seperti semua file dalam otak di-drag ke tempat sampah. Aku berdiri, minta izin cuti mendadak, lalu pesan tiket pulang sore itu juga. Tanganku gemetar waktu buka koper. Aneh, ya. Rumah tempat kita tumbuh bisa terasa sangat jauh ketika rasa bersalah ikut masuk ke dalam tas.

Di pesawat, aku duduk di dekat jendela. Jakarta mengecil di bawah sana. Semakin tinggi, semakin terasa aku meninggalkan sesuatu—entah pekerjaan, atau ego yang terlalu sering membuatku lupa pada yang paling penting: keluarga.

Setibanya di rumah sakit, aku lihat Ibu duduk sendiri di lorong, matanya bengkak. Beliau langsung berdiri waktu melihatku, memelukku lama.

“Dia sadar, tapi belum boleh banyak ngomong,” kata Ibu.

Aku masuk pelan-pelan ke ruang rawat. Ayah berbaring lemah. Ada selang infus, dan bunyi mesin detak jantung seperti metronom dari kenyataan. Wajahnya pucat, namun matanya terbuka dan menatapku. Tak ada senyum. Tapi ada satu anggukan kecil.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan