Alumni Pesantren Nurul Qarnain Istighasah di Banyuwangi

1,577 kali dibaca

Forum Komunikasi Santri Alumni Pondok Pesantren Nurul Qarnain (FOKSA-NQ), Minggu (16/1/2022), menggelar silaturrahmi yang dikemas dengan acara Istighasah dan Pengajian Kitab Sullamut Taufiq. Acara dilaksanakan di kediaman Nanang Arya Pratama di Dusun Curah Leduk, Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Acara Istighasah dan Pengajian Kitab Sullamut Taufiq ini dipimpin Wakil Pengasuh III Pondok Pesantren Nurul Qarnain, KH Badrut Tamam. Meski cukup jauh jarak yang ditempuh dari arah Jember ke tempat pertemuan, alumni kompak menghadiri acara tersebut. Sekalipun memakan waktu berjam-jam, ghirah alumni untuk berjumpa dengan sahabat-sahabat lamanya sambil sesekali mengenang masa-masa masih nyantri, tetap kukuh, tidak mengendur. Maka, tidak heran jika acara yang digelar hingga sore ini, dihadiri kurang lebih 85 alumni dari Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi.

Advertisements

Acara dibuka dengan tawasul, dilanjutkan pembacaan surah Yasin dan tahlil, serta diakhiri dengan munajat doa. Kemudian, dalam mukadimah pengajian, KH Badrut Tamam  sharing informasi terkait perkembangan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Qarnain dan memotivasi alumni agar tetap tersambung dengan masyayikh Nurul Qarnain.

“Kami belum bisa mengorbitkan para alumni di kancah nasional atau bahkan internasional. Kami hanya bisa mendoakan dan mendukung. Silakan ukir karier kalian sejak sekarang! Yang mau jadi pejabat, ayo persiapkan diri! Yang ingin jadi pengusaha, ayo bangkit dan mulai berjuang! Kami sangat senang jika alumni Nurul Qarnain tersebar di mana-mana dan menjadi orang yang bermanfaat,” tutur KH Badrut Tamam.

Disampaikan juga bahwa niat semula Foksa-NQ hanya sebatas pertemuan untuk silaturrahmi antara dewan pengasuh beserta alumni, namun agar alumni tidak lupa dengan kitabnya, maka dalam pertemuan ini juga diisi dengan pengajian kitab.

“Foksa-NQ tidak hanya khusus untuk orang-orang yang pintar kitab saja, siapa pun dan alumni tahun berapa pun, monggo, silakan bergabung,” terang beliau.

Selanjutnya, KH Badrut Tamam meneruskan pengajian kitab Sullamut Taufiq yang telah dibahas tiga bulan lalu. Kali ini membahas shahifah 12.

وكالسخرية باسم من أسمائه تعالى أو وعده أو وعيده ممن لايخفى عليه نسبه ذلك إليه سبحانه وكان يقول لو أمرنى بكذا لم أفعله أو لو صارت القبلة فى جهة كذا ما صليت إليها أو لو أعطانى الله الجنة ما دخلتها مستخفا أو مظهرا للعناد فى الكل

Menertawakan dengan niat mengejek asmaul husna, atau mengejek seseorang dengan memakai salah satu asma Allah, seperti ungkapan, “Dasar Qahhar (asma Allah) maling sandal,” maka ini masuk kategori murtad qauli.

Menghina janji dan ancaman Allah, juga termasuk murtad qauli. Allah berjanji, “Bagi hambanya-Nya yang taat akan masuk surga.” Allah juga mengancam, “Hamba-Nya yang durhaka, akan dimasukkan ke neraka.” Jika kemudian terdapat orang yang tertawa sambil mengejek terhadap janji dan ancaman Allah tersebut, maka orang tersebut telah murtad qauli.

“Makanya, hati-hati dengan gurauan yang sering dilontarkan santri saat diajak salat, ia menjawab ‘salat nomor dua dan salat bisa di langgar’. Maksudnya nomor dua sesudahnya syahadat. Salat bisa di langgar, maksudnya salat bisa dilaksanakan di langgar, di musala. Hati-hati, awas tergelincir. Bisa-bisa murtad qauli,” pesannya.

Lebih lanjut, KH Badrut Tamam juga mencontohkan kalimat-kalimat yang menyebabkan seseorang dinyatakan murtad qauli, yaitu perkataan orang yang mengatakan, “Buat apa naik haji, mending kalau punya uang banyak buat beli mobil saja, biar bisa buat gaya-gayaan.” Atau semisal perkataan santri di saat dibangunkan oleh pengurus ubudiyah, “Meskipun malaikat Jibril yang membangunkan saya untuk melaksanakan salat, saya tidak akan salat. Apalagi hanya kamu.”

Dalam kesempatan tersebut, KH Badrut Tamam mewanti-wanti para alumni agar tidak bermain-main dengan perkataan meremehkan yang menjurus kepada kemurtadan.

Multi-Page

2 Replies to “Alumni Pesantren Nurul Qarnain Istighasah di Banyuwangi”

Tinggalkan Balasan