Al-Barzanji dan Maulid Nabi

4,578 kali dibaca

Syekh Jakfar Al-Barzanji adalah pengarang kitab yang sudah masyhur, terkenal di seluruh penjuru bumi, yaitu Kitab Maulid Al-Barzanji. Nama lengkap Jakfar Al-Barzanji adalah Syekh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al Barzanji. Beliau kemudian terkenal dengan Al-Barzanji dinukil dari sebuah nama tempat di Kurdistan, Irak, yaitu Barzanj. Judul dari kitab karya fenominal Beliau ini sebenarnya berjudul ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar; Kalung Permata dalam Kelahiran Nabi yang Agung.

Syekh Jakfar Al-Barzanji lahir di Madinah Al-Munawarah pada tahun 1126 M, dan wafat pada tahun 1177 di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan Junjungan Nabi Muhammad saw. Secara zurriyah, Syekh Jakfar Al-Barzanji adalah keturunan dari Rasulullah saw melalui Imam Zainal Abidin bin Imam Husain bin Sayyid Ali bin Abu Thalib.

Advertisements

Sayyid Jakfar Al-Barzanji adalah keturunan keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Jakfar Al-Barzanji terkenal dengan keilmuannya dan kealimannya, memiliki sifat dan sikap yang agung dan terpuji. Beliau (Syekh Jakfar Al-Barzanji) mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf, zuhud, amat berpegang teguh dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam berbuat kebajikan bersedekah, dan pemurah. Segala sifat kebaikan berkumpul dalam pribadi kebaikan Jakfar Al-Barzanji.

Kitab Al-Barzanji yang ditulis oleh Syekh Jakfar merupakan narasi kelahiran serta keagungan Nabi Muhammad saw. Berupa khalashah (rangkuman) dari sejarah kelahiran Rasulullah saw dengan menggunakan bahasa sastra (indah) yang cukup tinggi. Kitab ini termasyhur hampir di seluruh dunia Islam.

Memasuki Bulan Rabiul Awal (bulan Maulid) sebagaimana saat ini, halaqah/majlis pembacaan kitab Barzanji menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Di majlis-majlis taklim, di musala, di masjid-masjid, bahkan di rumah-rumah pribadi pun hampir setiap saat terdengar lantunan narasi Kitab Barzanji. Hal ini menunjukkan bahwa kitab sirah Nabi saw ini begitu populer dan terkenal di penjuru negeri Islam.

Sejak kecil Syekh Jakfar Al-Barzanji telah belajar Al-Quran kepada Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta memperbaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri. Syekh Jakfar Al-Barzanji menguasai berbagai disiplin ilmu, seperti Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, dan Mustholah. Pencapaian keilmuan ini tentu tidak dapat dipandang sebelah mata. Menunjukkan bahwa Syekh Jakfar merupakan ulama yang berkontribusi besar terhadap perkembangan Islam.

Syekh Jakfar Al-Barzanji selain sebagai ulama besar, juga sebagai kodhi (hakim) yang bermukim di Madinah. Di samping itu, Beliau juga sebagai mufti (pemberi fatwa) terkait dengan hukum Islam. Selain kesalihan, wara’ dan kebaikan budi pekertinya, Syekh Jakfar juga seringkali menjadi khatib di Masjid Nabawi serta mengajar di masjid yang mulia tersebut. Beliau juga terkenal sebagai seorang ulama yang doanya termakbulkan. Penduduk Madinah seringkali meminta doa kepada Beliau agar diturunkan hujan di musim kemarau. Dan hal tersebut terbukti sehingga Beliau juga masyhur dengan ketajaman doa.

Peringatan Maulid Nabi saw pertama kali dilaksanakan pada tahun 1184 M (580 H), yang diprakarsai oleh Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi. Pada saat itu Salahuddin Al-Ayyubi mengadakan sayembara penulisan sejarah Nabi Muhammad saw. Seluruh sastrawan dan ulama sastra diundang untuk mengikuti sayembara penulisan sejarah Nabi tersebut. Dan Syekh Jakfar Al-Barzanji sebagai pemenangnya, yaitu kitab Al-Barzanji yang biasa kita narasika di setiap kesempatan, khususnya pada Bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Rasulullah saw.

Maksud dan tujuan Syekh Jakfar Al-Barzanji menulis prosa lirik atau sajak prosaik di dalam kitabnya yang populer itu, tidak lain hanya semata-mata untuk rasa cinta kepada Rasulullah saw. Syekh Jakfar kemudian menumbuhkan berbagai tradisi maulid yang diformulasi dalam kegiatan-kegiatan atas nama cinta dan rindu kepada Nabi Muhammad saw. Hal ini merupakan bukti realis bahwa tujuan Syekh Jakfar untuk mengajak mencintai Nabi tercapai. Menumbuhkan tradisi-tradisi baik yang dibangun di atas cinta kepada Rasulullah saw bukan perkara mudah. Namun, dengan narasi cinta yang cukup memukau akhirnya syair dan puitisasi Maulid Barzanji itu berkumandang di berbagai penjuru dunia.

Itulah sekilas sosok dari Syekh Jakfar Al-Barzanji serta kitab karangannya yang tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk karena hujan. Selalu bersinar, berkumandang di seluruh penjuru negeri dari kota hingga ke pelosok desa. Kumandang rasa cinta dan rindu itu terpancar dari syair, sajak, dan puisi yang ditulis dengan cinta dan rindu yang sesungguhnya oleh Syekh Jakfar. Semoga kita, khususnya penulis mampu mengejawantahkan rindu dan cinta dalam semangat selawat yang dapat menembus langit. Cinta yang sesungguhnya dan rindu yang sebenarnya. Wallahu A’lam! 

Multi-Page

Tinggalkan Balasan