Adab (Tidak) di Atas Ilmu

41 views

 

Jika disuruh pilih antara adab atau ilmu, kita akan menjatuhkan pilihan yang mana? Benarkah adab lebih tinggi dari ilmu? Atau sebaliknya?

Kita sering mendengar banyak orang memilih adab jika menghadapi pertanyaan seperti itu. Biasanya hal tersebut didasarkan pada ungkapan yang populer ini: Al-Adab fauqal ilmi.

Advertisements

Bahkan, di pondok pesantren saya, pepatah itu terpampang jelas dalam poster besar. Tapi benarkah adab lebih tinggi dari ilmu? Ada argumen yang bisa mematahkan pepatah tersebut. Berikut penjelasannya.

Tingginya Ilmu

Hal pertama, dari sisi apa ilmu dianggap lebih rendah dari ada ? Kalau pernah membaca kitab Ihya’ Ulumuddin, Fawaid al-Mukhtaroh, dan se-genre itu, kita akan menemukan bab ilmu paling awal.

Di kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam Ghazali menyertakan 14 ayat dan banyak sekali hadis yang menjunjung ilmu tinggi-tinggi. Yang paling masyhur, misalnya, العلماء ورثة الأنبياء, para ahli ilmu adalah pewaris para Nabi. من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين ويلهمه رشده.

Artinya: Barang siapa dihendaki baik oleh Allah maka Allah akan menjadikannya ahli dalam (ilmu) agama dan mengilhamkannya petunjuk-Nya.

Masih banyak lagi hadis lain yang mengutamakan ilmu. Secara naql, saya belum menemukan nash yang merendahkan ilmu.

Coba kita perhatikan dalam kehidupan masyarakat, kewajiban pertama yang dipikul orangtua adalah mengajari anak makrifatullah (mengenal Allah). Sebelum mengajari anak teori konspirasi, orangtua akan mengajarinya dulu 20 sifat Allah dan 4 sifat Rasul bersamaan dengan kewajiban mengajari salat. Dari sini jelas, mengenal Allah itu ilmu, bukan adab.

Perhatikan pula di saat Nabi Muhammad menerima wahyu pertama kali. Kenapa yang beliau terima adalah kalimat اقرأْ (bacalah!). Padahal Nabi Muhammad tak bisa membaca dan beliau sudah mengatakannya pada Jibril ما انا بقارئ (aku bukanlah pembaca).

Namun Jibril mendekap beliau lalu mengatakan kalimat itu lagi, اقرأْ. Nabi menjawabnya sama ما انا بقارئ. Kejadian dramatis ini berulang sampai tiga kali. Hingga akhirnya Jibril meneruskan ayat اقرأْ بسم ربك الذي خلق…الخ. Berarti ada empat kali اقرأ dan tiga kali ما انا بقارئ.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan