Kitab Berjalan itu Berpulang…

1,827 kali dibaca

Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Dunia santri kembali berduka. Senin (29/6/2020) kemarin, sekitar pukul 10.30 WIB, KH A Farihin Muhsan wafat dalam usia 57 tahun. Umat Islam Indonesia, khususnya warga nahdliyin, sangat kehilangan. Semasa masih hidup, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fattah Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini dikenal sebagai “pendekar bahtsul masail” dan “kitab berjalan” karena penguasaannya terhadap khazanah keilmuan Islam.

Selama tiga bulan terakhir, KH A Farihin Muhsan yang tercatat sebagai pengurus Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur 2018-2023 ini mengalami sakit komplikasi yang mengharuskannya untuk melakukan cuci darah rutin. Namun, Senin kemarin sosok yang juga dikenal sebagai Mustasyar PCNU Kabupaten Malang ini berpulang ke Rahmatullah.

Advertisements

Sekitar pukul 15.00 WIB, jenazah tiba di Pondok Pesantren Putri Al-Fattah untuk disalatkan. Tampak KH Umar Hasanuddin yang memberikan ceramah terakhir dan juga Habib Abdullan Bin Salim, serta ratusan santri dan juga masyarakat umum yang turut serta mensalatkan dan memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum dan mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhir

Jenazah almarhum kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga yang terletak di dalam kompleks Pondok Pesantren Putri Salafiyah Al-Fattah di Jalan Sidoagung, Singosari, Malang sekitar pukul 16.00 WIB.

Selama mengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Al-Fattah, KH A Farihin Muhsan dikenal sebagai sosok ulama khos yang mempunyai peran besar dalam mencetak santri-santri besar dan pengembangan keilmuan Islam yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.

KH Umar Hasanuddin dalam ceramahnya sebelum jenazah almarhum dimakamkan, juga mengatakan, bahwa kesan yang melekat terhadap sosok almarhum adalah ketegasannya dalam menegakkan syariat Islam.

“Almarhum benar-benar tegas menjalankan syariat Islam. Dalam memberikan pendapat, sosok almarhum paling hati-hati. Semasa waktu almarhum masih hidup hanya digunakan untuk mengajar, taklim dan beribadah,” ujarnya sambil terisak.

Di lingkungan nahdliyin, KH A Farihin Muhsan dikenal sebagai “pendekar bahtsul masail” dan “kitab berjalan”. Ini karena almarhum selalu mengikuti kegiatan bahtsul masail yang diselenggarakan NU untuk membahas berbagai masalah hukum. Ia juga menguasai berbagai kitab kuning yang diajarkan di pesantren. Pendapat-pendapatnya banyak digunakan untuk merumuskan hasil bahtsul masail.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan