Tuan Guru Musthafa Hussein

Tuan Guru Musthafa Hussein, Empu Aswaja di Bumi Sumatra

3,332 kali dibaca

Di manakah Nahdhatul Ulama (NU) Sumatra Utara dilahirkan? Di Medan, Ibu Kota Provinsi? Ternyata bukan. Ormas Islam terbesar dunia tersebut ternyata dilahirkan di Kota Padangsidimpuan 400 KM dari kota Medan. NU tingkat provinsi itu lahir di kota yang jika ditempuh dari jalan darat memakan waktu dua belas jam itu. Lalu, siapa tokoh di balik kelahiran itu?

Tokoh di balik lahirnya NU di Sumatra Utara adalah Tuan Guru Musthafa Hussein Nasution al-Mandaili. Tuan guru kharismatik itu dilahirkan pada tahun 1303 H atau 1886 M di Tano Bato, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Tuan Guru Musthafa adalah putra ketiga dari dari pasangan H Umar Nasution-Hj Halimah. H Umar Nasution adalah seorang pedagang yang taat beragama, sehingga tidak heran jika sejak kecil Muhammad Yatim, nama kecil Tuan Guru Musthafa, dididik untuk kelak menjadi seorang yang taat dan alim.

Advertisements

Pada usia sekolah, Muhammad Yatim kecil didaftarkan oleh Umar Nasution ke Sekolah Rakyat Kayu Laut untuk menimba ilmu di sana hingga tamat. Yatim kecil ternyata adalah seorang yang cerdas. Ia dilamar untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang Sekolah Raja di Bukittinggi. Tapi Umar berpendapat lain. Ia mengirimkan anaknya, Muhammad Yatim, untuk berguru kepada Syeh Abdul Hamid Lubis, ulama terkemuka Mandailing yang tinggal di Huta Pungkut. Yatim remaja, kira-kira berumur sebelas tahun ketika itu, menjadi santrinya Syeh Abdul Hamid Lubis.

Berkat ketekunannya, Mumammad Yatim direkomendasikan oleh Syeh Abdul Hamid untuk berangkat ke Makkah (1901). Di sana tinggal di keluarga Syeh Abdul Qodir Almandily. Pada satu kesempatan setelah wukuf di Padang Arafah, Muhammad Yatim berganti nama menjadi Musthafa Hussein Nasution al-Mandaili. Ia belajar di Makkah selama lima tahun. Tadinya, ia berniat hendak melanjutkan pendidikannya ke Mesir. Akan tetapi, seorang sahabat mengatakan bahwa akan lebih baik baginya untuk tetap menimba ilmu di Makkah hingga tahun 1915. Setelah tamat dari Madrasah Alshualatiyah Alhindiyah ia diberi kesempatan untuk mengajar ilmu fiqh di sana.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan