Tembus 5.000 Views: Siapa Pembaca duniasantri.co

Situs web www.duniasantri.co memang bukan media online mainstream. Ia termasuk media komunitas, citizen jounalism, yang berbasis komunitas santri. Karena itu, jangan berharap ia akan sepopuler media-media online mainstream seperti detik.com, tribunnews.com, kompas.com, ataupun tempo.co. Karena itu, trafik (view) duniasantri.co pasti jauh lebih rendah dari media-media tersebut.

Trafik 8 November 2024.

Namun, sepanjang Senin (23/6/2025) kemarin terjadi sesuatu yang mengejutkan. Trafik di situs web duniasantri mencatat rekor: 5.190 views.

Advertisements

Disebut rekor mengejutkan, karena selama ini rerata trafiknya 2.000-2500 views per hari, dan hanya sesekali bisa mencapai angka 3.000 views atau lebih. Ibaratnya, 4.000 views sudah termasuk angka keramat.

Memang, sejak diluncurkan per 17 Agustus 2019, trafik di web duniasantri sudah pernah menembus angka 4.000 views. Tapi tak seperti Senin kemarin. Saat itu, Jumat, 8 November 2024, trafiknya mencapai 4.146 views. Setelah itu belum pernah lagi menyentuh angka keramat itu, sampai kejutan terjadi pada Senin kemarin yang menembus angka 5.000.

Bagi pengelola duniasantri.co, trafik lebih dari 5.000 views itu tergolong sudah sangat tinggi, meskipun sebenarnya bisa jauh lebih tinggi lagi jika dibandingkan dengan basis komunitasnya. Angka itu juga membuat pengelolanya bungah karena dibaca lebih banyak orang.

Tapi sesungguhnya siapa pembaca duniasantri.co? Apakah hanya komunitas santri? Jawaban yang akurat terhadap pertanyaan itu harus diperoleh melalui riset. Tanpa riset, kita hanya bisa menduga-duga.

Nah, sebagai orang yang saban hari memelototi web duniasantri.co, saya punya dugaan-dugaan yang berbasis fenomena yang teramati.

Berdasarkan fenomena yang teramati, saya justru tak yakin-yakin amat pembaca terbesarnya adalah komunitas pendukungnya, atau setidaknya mereka yang teregistrasi sebagai kontributor/penulis di duniasantri.co. Bisa jadi pembaca terbanyak justru para peselancar (random) di mesin pencarian yang kebetulan menemukan apa yang mereka cari di web duniasantri.co.

Dasarnya apa? Salah satunya dari tulisan yang terbaca. Tulisan yang baru dirilis, misalnya, memiliki angka view yang sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah kontributor dan yang tergabung dalam grup WhatsApp dan Telegram. Per Senin kemarin, jumlah kontributor 3.137 orang, dan yang tergabung dalam grup WhatsApp 987 dan Telegram 424 orang.

Asumsinya, begitu suatu tulisan dirilis dan link-nya di-share ke semua jaringan grup-grup percakapan yang tertaut dengan jejaring duniasantri, maka akan dibaca oleh semua anggotanya. Jika asumsi itu yang dipakai, tiap tulisan yang dirilis minimal akan memperoleh, katakanlah, kurang lebih 1.000 views. Nyatanya jauh panggang dari api. Sangat jarang tulisan yang baru dirilis bisa memperoleh angka 100 views di hari pertama dan kedua, atau bahkan sampai sepekan kemudian.

Apa arti dari fenomena pertama yang teramati ini? Artinya, lebih banyak kontributor/penulis, lebih khusus yang tergabung dalam grup-grup percakapan, yang tidak membacanya. (Jangan-jangan lebih banyak yang mengirimkan tulisan daripada yang membaca). Mungkin mereka akan membacanya di hari-hari berikutnya. Tapi kemungkinan ini juga kecil. Sebab, satu tulisan yang sudah dirilis dua atau tiga tahun sebelumnya, paling juga hanya memperoleh 100-200 views. Itu sudah tergolong bagus. Itulah dugaan pertama.

Berikutnya, yang mendongkrak view justru tulisan-tulisan lama dan akumulasi view yang terlihat random. Trennya, jika ditemukan jejak banyak tulisan lama dibaca orang, maka view harian akan cenderung tinggi. Sejak dirilis 2019, hingga Senin kemarin yang dirilis mencapai 4.286 tulisan. Jika jejak view merata di banyak tulisan rilisan lama dan terlihat random, biasanya angka view di kisaran 2.500-3.000. Terbukti, sepanjang Senin kemarin, jejak view terhadap tulisan rilisan lama berseliweran tiada henti.

Siapa mereka yang meninggalkan jejak view secara random ini? Dugaan saya, mereka adalah peselancar mesin pencarian yang kebetulan mampir di web duniasantri.co.

Kemungkinan pertama atau kedua yang terjadi, rekor ini tetap membanggakan. Betapa tidak. Siapa pun yang membaca, rekor ini menunjukkan satu hal: karya tulis santri yang diunggah di laman duniasantri.co, makin banyak dibaca orang.

Yang lebih membanggakan lagi, pembacanya bukan hanya dari Indonesia. Terekam, web duniasantri.co sudah diakses dari 138 negara. Seperti terlihat pada tabel, 10 besar negara pengakses duniasantri.co setelah Indonesia adalah Amerika Serikat, Malaysia, Amerika Samoa, Singapura, Mesir, Tiongkok, Afrika Selatan, Jerman, Kanada, dan Inggris.

Dan karya tulis santri pun mendunia.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan