Kitab yang berjudul Tasyjir as-Sullam ini merupakan salah satu karya Mahasantri Ma’had Aly Nurul Jadid angkatan 2019 yang dikenal dengan nama BRIGHTY ’19 (Bright Generation of Society). Sesuai dengan namanya, angkatan ini banyak melahirkan generasi-generasi yang cemerlang. Beberapa penulis dan pegiat literasi juga lahir dari angkatan ini.
Walaupun kitab atau buku-buku yang lahir merupakan karya kolektif, tapi hal ini sudah cukup sebagai indikator semangat mahasantri dalam dunia literasi dan tulis menulis. Ada sekitar lima judul buku yang merupakan karya angkatan ini, yaitu Dualisme Hukum Pernikahan (cetakan pertama 2022, 140 halaman), Ekonomi Islam (cetakan pertama 2022, 112 halaman), Tasyjir as-Sullam (cetakan pertama 2021, 46 halaman), Metode Cepat Belajar Ilmu ‘Arudh dan Qawafi (cetakan pertama 2022, 53 halaman), Ilmu al-Faraidh: Cara Mudah Belajar Ilmu Faraidh Disertai Dalil al-Qur’an dan Hadits (cetakan pertama 2019, 103 halaman).
Ilmu mantik menjadi salah satu fan ilmu yang dipelajari di program Takhassus Ma’had Aly Nurul Jadid semester III. Kitab yang dipelajari yaitu Kitab Sullam al-Munawraq —nadzom ilmu mantik yang berisi 144 bait yang dikarang oleh Syaikh Abdurrahman bin Muhammad al-Akhdlori. Kitab ini merupakan kitab yang lazim diajarkan di berbagai pesantren yang ada di Indonesia.
Selain kitab Sullam al-Munawraq, mereka juga mempelajari kitab Idhah al-Mubham min Ma’ani as-Sullam—kitab yang mensyarahi Sullam al-Munawraq—karya Syaikh Ahmad ad-Damanhuri. Dua kitab tersebut wajib dihafalkan oleh Mahasantri Ma’had Aly Nurul Jadid.
Metode pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran ilmu mantik ini adalah bandongan (ustaz memaknai kitab Idhah al-Mubham), kemudian mahasantri wajib membacakan kembali apa yang sudah dibacakan oleh ustaz (sorogan) dengan menggunakan kitab yang tanpa makna. Setelah itu mereka wajib menghafalkan substansi fashol yang telah dibaca meliputi ta’rif (definisi) dan taqsim (pembagian) berikut nadzomnya.