Strategi Membaca dan Memahami Isi Buku Secara Kritis

975 kali dibaca

Buku merupakan investasi dari leher ke atas. Kita berharap mendapat hidup yang lebih baik dengan membaca buku. Sayangnya, hal itu sia-sia. Sebab, tanpa sadar kita justru melupakan wawasan atau inti sari dari buku tersebut. Padahal, waktu ialah sumber daya kita yang paling berharga yang tidak boleh disia-siakan. Investasi yang kita lakukan dalam membaca harus memiliki dampak positif dan langgeng bagi kehidupan kita.

Di artikel ini, saya akan memberikan strategi untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan dari buku yang kita baca. Bisa dimulai dengan belajar filosofi baru atau membaca karya fiksi yang dapat membantu kita dalam mengingat serta mendapatkan wawasan untuk kehidupan yang lebih baik. What you read can give you access to untold knowledge. But how you read changes the trajectory of your life. Apa yang kamu baca dapat memberikan akses ke pengetahuan yang tak terbatas. Tetapi, caramu membaca dapat mengubah jalan hidupmu.

Advertisements

Active Reading

“Setiap kali saya membaca buku yang bagus, saya merasa sedang membaca semacam peta, peta harta karun, dan harta yang saya tuju sebenarnya adalah diri saya sendiri. Tetapi setiap peta tidak lengkap, dan saya hanya akan menemukan harta karun itu jika saya membaca semua buku, sehingga proses menemukan diri terbaik saya adalah pencarian tanpa akhir. Dan buku-buku itu sendiri tampaknya mencerminkan gagasan ini. Itulah sebabnya plot setiap buku dapat diringkas menjadi ‘seseorang mencari sesuatu.’” —Matt Haig, Reasons to Stay Alive

Membaca aktif berarti terlibat dengan sebuah buku di semua langkah dalam proses membaca. Dari memutuskan untuk membaca hingga refleksi setelahnya, kita memiliki rencana tentang bagaimana mencerna dan mempelajari apa yang ada di dalam buku. Memberi ruang untuk buku dengan inti sari di dalamnya agar kita renungkan.

Contohnya saat membaca esai Okky Madasari di Jawa Pos tentang Oknum Hoax. Saya menghubungkan topik tersebut dengan buku Noam Chomsky Politik Kuasa Media. Jika dulu sebelum perang dunia II terjadi, suara publik dibungkam dengan keterbatasan alat dan dialihkan dengan acara-acara hiburan di media.

Saat membaaca buku kita dapat bertanya kepada diri sendiri: Bagaimana artikel atau buku tersebut berhubungan dengan topik yang sudah kita kenal? Apakah pengetahuan baru yang kita dapatkan dari buku tersebut?

Untuk cara yang lebih maksimal. Catatlah dengan membuat indeks seperti argumen menarik sang penulis, topik yang ingin dicari tahu lebih lanjut, kalimat yang mengingatkan pada buku lain, atau topik yang terasa paling menonjol di bab atau halaman.

 Tetap Fokus

Pilihlah waktu dan tempat khusus membaca. Saat membaca hindari distraksi seperti ponsel atau televisi. Sebab, memahami dan menyerap sebuah buku membutuhkan fokus yang mendalam, terutama jika materinya padat dan kompleks. Membaca aktif membutuhkan fokus dan kemampuan untuk terlibat lebih dalam dengan isi buku.

Nicholas Carr menulis dalam The Shallows: “Di ruang-ruang sunyi yang dibuka oleh pembacaan buku yang berkepanjangan dan tanpa gangguan, orang-orang membuat asosiasi mereka sendiri, menarik kesimpulan dan analogi mereka sendiri, mengembangkan ide-ide mereka sendiri. Mereka berpikir dalam-dalam saat mereka membaca dalam-dalam.”

Jika buku yang kita baca sangat sulit untuk dipahami, hendaknya membaca hanya 25 halaman atau kurang dalam sehari. Mungkin menyelesaikannya butuh waktu lama hingga berbulan-bulan, tetapi setidaknya kita membacanya tanpa merasa bosan.

Mengaplikasikan yang Sudah Dipelajari

Membaca saja tidak cukup. Kita harus mengkontekstualisasikan pengetahuan. Jika kita dapat mengambil sesuatu yang telah kita baca dan menerapkannya akan memperkuat pembelajaran dan menambah konteks serta makna. Cara lain untuk memperkuat pembelajaran adalah dengan menerapkan teknik Feynman nama fisikawan pemenang Hadiah Nobel Richard Feynman, yang dianggap sebagai algoritme untuk pembelajaran terjamin. Ada empat langkah sederhana: pilih konsep, ajarkan kepada seseorang yang tidak terbiasa dengan subjek, identifikasi kesenjangan dalam pemahaman, kembali ke materi sumber, lalu tinjau dan sederhanakan.

Mengajarkan kepada orang lain merupakan cara ampuh untuk menanamkan informasi dalam pikiran. Setelah menyelesaikan sebuah buku, pilih orang terdekat untuk berdiskusi atau memberi tahu mereka tentang apa yang telah kita pelajari. Kita harus menjelaskan mengapa informasi ini memiliki arti, dan memandu mereka melalui logika penulis. Kedengarannya sederhana. Namun, hal ini sulit untuk diterapkan.

Saya justru menulis ulasan atau resensi buku untuk mengukur persentase pemahaman pada buku yang saya baca guna mengingat isi buku tersebut. Lalu, mengirimkannya ke media. Hal tersebut juga dapat dilakukan. Selain, bermanfaat dalam active reading juga melatih kemampuan menulis.

Membaca satu buku dalam sebulan dengan pemahaman yang komprehensif lebih baik daripada membaca buku banyak tanpa teknik membaca yang baik. Hidup ini terlalu singkat untuk membaca semua buku. Mustahil bagi kita untuk menyelesaikannya. Hendaknya, bacalah beberapa buku bagus yang kita minati dengan strategi membaca yang saya sebutkan di atas untuk hidup menjadi lebih baik.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan