Santri dan Budaya Antre

2,438 kali dibaca

Dalam kehidupan dunia pesantren, tidak ada yang asing lagi dengan kata atau istilah antre. Antre dan antrean telah menjadi salah satu ciri khas kehidupan santri di pesantren. Karena banyaknya jumlah penghuni dalam suatu pesantren, maka segala kegiatan harus dilakukan secara bergantian dan dengan tertib. Mereka, para santri, harus mengantre mulai dari perkara mandi, berwudu, mengambil makan, mencuci baju, menjemur pakaian, dan sebagainya.

Dengan demikian, mengantre telah menjadi budaya santri dalam kehidupan di pesantren. Sebenarnya, karakter apakah yang ingin ditanamkan dalam budaya tersebut? Salah satunya adalah nenanamkan nilai-nilai kesabaran.

Advertisements

Sabar bisa berarti dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Menahan diri dalam keadaan lapang dan keadaan sempit dan dari hawa nafsu yang menggoyahkan iman. Sabar adalah salah satu tingkatan maqamat yang harus dilalui oleh setiap manusia yang beriman. Manusia yang ingin berada dalam jalan Allah akan melalui jalan tersebut dengan sabar.

Karena begitu pentingnya sikap sabar bagi setiap manusia, Allah menyebut kata sabar dalam Al-Quran sebanyak 70 kali. Sedangkan, ungkapan Allah yang khusus diperuntukkan bagi mereka yang bersabar tertuang setidaknya melalui 16 ayat Al-Quran yang berbeda-beda.

Di antaranya, surah Al-Baqarah ayat 45. Allah meminta segenap hamba-Nya agar menjadikan salat dan sabar sebagai media pelipur lara. “Dan mohonlah pertolongan terhadap Allah SWT dengan sabar dan shalat.”

Dari 16 ayat tersebut, tersarikan segudang hikmah dan manfaat bersabar. Hikmah bersabar antara lain, Allah memuji orang sabar sebagai golongan orang yang beriman dan bertakwa. Kemudian, orang yang tidak dapat bersabar merupakan orang yang lemah dan bersedih. Allah mencintai orang-orang yang bersabar, Dia akan selalu dekat dengan orang yang bersabar, memberikan kebahagiaan pada orang-orang yang bersabar, serta Allah akan memberikan pahala dan ganjaran yang tanpa batas bagi orang-orang yang bersabar.

Budaya mengantre yang menjadi suasana khas di lingkungan pondok pesantren adalah penanaman nilai-nilai kesabaran itu. Santri hidup di pesantren, bersamaan dengan banyak orang dengan satu niatan, yakni belajar dan banyak kebiasaan. Semua itu harus mereka jalani dengan baik, konon, itulah miniatur kehidupan. Kehidupan tersebut harus di warnai dengan nilai nilai kesantrian. Maka nikmatilah kehidupan pesantren bukan untuk dikeluhkan, tapi dijalani sebagai sekolah kehidupan.

Mengantre adalah salah satu fenomena yang paling populer. Sebabnya mudah ditebak, fasilitas terbatas, jumlah santri yang sangat banyak, otomatis harus mengantre. Tidak sekadar antre, tetapi juga sanggup memaknai sehingga mendapat pahala dan hikmah. Intinya, antre adalah hal yang
sangat mendidik, dan mempunyai kemanfaatan yang entah itu dilihat dari kaca mata psikologi ataupun sosial.

Mengantre mungkin membuat sebagian santri kesal, namun lama kelamaan budaya itu akan melekat dan mendarah daging, yang sebenarnya tengah mengajarkan realitas kehidupan, di antaranya disiplin, tertib, sabar, tidak saling mendahului, dan menghargai sesama. Dengan demikian, seorang santri adalah orang yang sanggup tertib di tengah masyarakat, menghargai siapa yang dulu dan siapa yang kemudian.

Penanaman karakter ke dalam diri santri dilalui dalam kehidupan sehari-hari dengan budaya dan ciri khas pesantren. Penanaman karakter sabar melalui budaya mengantre menjadi salah satu alternatif yang sangat efektif untuk pembiasaan karakter baik dalam diri santri. Dalam dunia pendidikan, seorang guru tidak hanya bertugas mendidik atau mengajar, namun juga wajib menanamkan karakter dan kebiasaan baik dalam diri seorang santri.

Maka dari itu, hidup di pesantren tidak mudah dilalui jika seorang santri tidak bisa sabar dalam hal apa pun dan tidak berniat membuat pembelajaran di pesantren menjadi menyenangkan. Dalam arti, seorang santri yang hidup di pesantren harus ikhlas menerima tempaan dan tekanan pembiasaan baik dengan harapan kelak jika sudah hidup ditengah masyarakat dan mereka sudah terbiasa mengantre serta disiplin dan tertib dalam menjalankan kehidupan.

Pesantren berusaha mencetak santri untuk menjadi orang yang selalu patuh terhadap disiplin. Mereka diberi pengertian bahwa hidup ini penuh dengan antrean. Setiap orang punyak hak sama, karena hidup ini bukan seorang saja. Dengan budaya antri pesantren seakan mengajarkan kepada santri bahwa di dunia ini penuh tahapan. Ada proses yang harus didahului sebelum mencapai kesuksesan.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan