SALAM PENDIRI MALAM

1,777 kali dibaca

BUKU TUA

Kutemukan dirimu di gudang
Masalalu penuh debu lalu,
Kucoba hapus jejak rayap
Dan sarang laba-laba
Yang menutupi sebuah nama
Di halaman paling tua

Advertisements

Eh, itu namamu yang pernah tumbuh
Menjadi rindu tapi sekarang sudah
Menjadi debu di tubuh buku tua itu

Rumah Kedua, 2022.

TENTANG PEDULI

Peduli apa kau pada gerimis
Sedang pada awan saja
Kau selalu mengabaikannya
Tak bisakah kaupahami saja
Titik temu pada setiap
Angin yang enggan menjatuhkan
Daun-daun pada peraduan
Tersunyi jejak kaki:
Tanah tua
Tanah cinta

Pangabesen, 2022.

KEPADA GUS
: M. Dzannuroin Aldivano

Tanggal enam belas
Tepat saat malam aku menanggalkan wajahmu
Dalam kalender puisi ini, setelah hari-hari
Yang berlalu pergi tanpa ada dalam setiap
Kata dan bait-bait puisi. Hanya saja, aku
Tak pernah lupa bahwa januari ini adalah
Hari di mana aku punya mimpi
Menjadi rumah
Engkau mengadu penat untuk terakhir kali

Pangabasen, 2022.

SEBUT SAJA AKU

Salam kepada pendiri malam
Yang merebahkanku di keheningan suram
Sebentar kautumbuhi jiwa
Dengan linang bening
Lantas Tuhan akan menemuikau di balutan
Sedih maka sebut saja aku

Bukankah rindumu kubawa pergi?
Bukankah harimu suram dalam petang?

Ya, sebut saja aku
Biar tangan Tuhan kuraih
Dari raut wajahmu lalu damainya
Akan aku persembahkan padamu

Pangabesen, 2022.

MENUJU KEBERANGKATAN

Tak ada percakapan
Tak ada kata pamitan
Kebersamaan terlalu unik
Jadi kubuang saja

Entah atas dasar apa
Pikiran menolak kata hati

Jalanan lebih asyik
Untuk kuajak bercakap

Pintu lebih unik
Kuajak meratap

Aku punya ujud, tapi tidak
Dengan tubuh. Sepertihalnya kenangan
Yang terus berputar pada jarum jam
Pada detiknya yang terus pucat pasi

Layaknya tangan yang kedinginan
Pada tumpuan besi

Al-Amin Pragaan 2022.

ilustrasi: pikist.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan