Buku ini saya beli tepat di bulan terbit versi terjemahannya yang diterbitkan oleh Mizan. Saya sedikit beruntung karena membelinya saat momentum Borobudur Writer & Cultural Festival yang saat itu membahas tema besar tentang lingkungan.
Judul buku ini sangat lugas dan padat, Sacred Nature, dan ditulis oleh seorang humanis bernama Karen Amstrong. Sekilas, mungkin ia bisa dibilang pendatang baru dalam menulis soal lingkungan; pertama, Karen Amstrong adalah seorang pemikir yang selama ini menulis di wilayah agama-agama dunia, terutama monoteis, dan seluruh dunia mengakui kepakarannya di wilayah itu. Kedua, wacana lingkungan ini terbilang baru dari wacana-wacana global yang telah ada.

Namun, mungkin, berangkat dari latar itu, Karen Amstrong justru melihat agama-agama memiliki tanggung jawab besar pada wacana besar lingkungan yang muncul dan mengemuka di abad ini.
Buku Sacred Nature ini secara format lebih sebagai kumpulan esai, namun tetap jadi sehimpun dalam tema utuh perihal lingkungan. Berbeda dengan cerpen yang dihimpun lebih sporadis dalam kumpulan cerpen (kumcer). Namun secara prinsipil, keduanya (kumpulan esai/cerpen) memiliki kemiripan; buku Sacred Nature ini layaknya berkebun di pekarangan rumah (meminjam analogi Haruki Murakami dalam menulis cerpen) yang bisa saja ditulis (ditanam) seketika, berbeda dengan menulis buku atau novel (masih dalam ungkapan Haruki Murakami), yaitu seperti berkebun di ladang yang membutuhkan perencanaan, kalkulasi, dan waktu yang panjang.
Penilaian subjektif saya pada Karen Amstrong yang dikemukakan di awal sebagai pendatang baru dalam menulis isu lingkungan, agaknya memang tidak begitu berlebihan. Dalam buku ini Karen Amstrong menulis dengan kekayaan yang telah dimilikinya dalam studi agama: ia mengekstraksi seluruh ajaran agama-agama tentang alam dan penciptaan yang sakral; mulai dari kisah Adam, ajaran-ajaran para guru mistik (master of reality) di dunia Timur, dan dalam Islam yang banyak merujuk pada kisah Ayub serta beberapa filsuf serta mistikus Islam pasca abad pertengahan di Eropa seperti Ibn Arabi.