Refleksi Maulid Nabi: Cara Nabi Membangun Masyarakat Madani

1,117 kali dibaca

Sebagai sosok yang paling berpengaruh dalam Islam, Nabi Muhammad menelurkan banyak ajaran penting yang dijalankan umat manusia sampai sekarang. Keteladanannya menuai sambutan hangat, bahkan dari kalangan non-muslim.

Michael H Hart dalam The 100, A Ranking of The Most Influential Persons in History, misalnya, menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang paling berpengaruh dalam sejarah. Hal ini didasarkan pada pengaruh Nabi Muhammad yang menyentuh banyak aspek, termasuk fondasi suatu negara.

Advertisements

Pertama kali diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad tidak serta merta menggelorakan reformasi politik, justru yang paling sering beliau suarakan adalah revolusi sosio-kultural untuk membangun masyarakat yang humanis, toleran, dan egaliter. Kesemuanya itu beliau wujudkan dalam aksi pembebasan budak-budak, mengangkat derajat sosial manusia, dan menyamakan kasta semua orang.

Tantangan terbesar Nabi dalam menciptakan sistem ideal adalah fanatisme kesukuan. Nabi sering menghadapi persoalan perselisihan antarsuku yang disebabkan rasa gengsi dan pandangan sinis di antara mereka. Kepungan diskriminasi yang terjadi hampir setiap hari, membuat Nabi harus bekerja keras untuk mendekontruksi sistem sosiokultural tersebut. Beberapa strategi dilakukan Nabi, baik dengan lobi politik pada ketua suku maupun pendekatan langsung dengan kaum tertindas.

Strategi tersebut menemui titik temu, yang menghapuskan sistem tirani dan ekseklusif. Berkembang pula dakwah Nabi yang berhasil menghapuskan sistem diskriminasi dan egaliter dengan berpegang teguh pada kalam Allah. Kemudian Nabi mengembangkan pluralisme suku dan etnik sebagai jawaban fanatisme buta yang menjadi adat masyarakat Arab kala itu.

Peristiwa peletakan kembali Hajar Aswad adalah kisah kegemilangan Nabi Muhammad dalam meredam fanatisme kesukuan. Diceritakan ketika terjadi banjir besar yang meruntuhkan dinding Ka’bah, Hajar Aswad terjatuh. Banyak kabilah yang berdebat tentang siapa yang paling berhak meletakkan benda suci itu ke tempat semula. Maka datanglah tokoh tertua Quraisy, Abu Umayyah ibn al-Mughiroh al-Mahzumy dengan membawa solusi untuk menunjuk orang pertama yang masuk Ka’bah dari pintu Bani Syaibah sebagai sosok yang berhak meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula.

Atas kehendak Allah, Nabi Muhammad menjadi orang pertama yang memasuki Ka’bah dari pintu Bani Syaibah. Nabi Muhammad dikabari atas peristiwa penting tersebut. Saat ingin meletakkan Hajar Aswad, Nabi Muhammad mengambil sorbannya dan meminta setiap kabilah secara bersamaan meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula. Koalisi yang dilakukan Nabi ini membawa bangsa Arab ke babak baru dalam menata sistem sosio-kultural.

Selain pada aspek sosial, politik, dan demokrasi, Nabi Muhammad juga menggariskan unsur ekonomi untuk menata masyarakat Arab. Nabi mengambil prinsip egaliterianisme sebagai jalan pemerataan ekonomi. Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (Al-Isra: 26). Oleh Nabi, sistem kapitalisme dipinggirkan, sehingga semua masyarakat Arab dapat bergandengan tangan membangun kehidupan yang layak.

Terakhir, untuk menguatkan prinsip-prinsip yang sedari awal dibangun, Nabi membuat sistem hukum yang kuat. Piagam Madinah adalah contoh sistem hukum yang kuat, yang terus menerus diterapkan Nabi sepanjang hidupnya. Sehingga pada saat itu, kondisi masyarakat Arab benar-benar stabil, bahkan memperoleh perkembangan yang luar biasa.

Apabila berkaca dari dakwah Nabi, sebenarnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila adalah intisari dari dakwah Nabi. Di mana, dalam setiap poin Pancasila terkandung butir yang mempengaruhi keseluruhan hidup masyarakat. Bahwa, masyarakat Indonesia harus mempunyai keyakinan, menghormati manusia lainnya, bersikap pluralis, menghargai pendapat berbeda, dan sistem ekonomi kerakyatan yang mengutamakan kesejahteraan semua pihak.

Setiap nilai yang ada dalam Pancasila bahkan sudah dikuatkan dengan sistem hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Maka untuk menunjang keberhasilan yang sama dengan apa yang dilakukan Nabi, sistem yang ada dalam Pancasila harus dijalankan dan diamalkan setiap harinya. Semua nilai yang ada dalam Pancasila adalah pandangan hidup masyarakat Indonesia dan dirumuskan oleh pendiri bangsa sebagai alat pemersatu bangsa.

Karena itu, dalam memperingati Maulid Nabi kali ini, marilah kita meneladani prinsip dasar yang telah diajarkan oleh Nabi dalam menata masyarakat madani. Keseimbangan antara sistem sosial, politik, keagamaan begitu berimbang dan berjalan beriringan. Keberhasilan Nabi Muhammad dalam menata masyarakat Arab kala itu dapat dijadikan refleksi untuk membangun Indonesia serta memperkuat ideologi Pancasila yang telah disusun para pahlawan terdahulu.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan